Pages

Rabu, 14 Agustus 2013

Sistem Pelayanan Kesehatan Khususnya di Bidang Keperawatan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Profesi keperawatan merupakan hasil proses integral yang di bangun dari berbagai elemen yang terintegrasi. Sebagai sebuah profesi yang profesional,  keperawatan dimulai dengan pembangunan karakter dan skill mahasiswa selaku  sumberdaya yang akan terjun langsung  ke dalam dunia kerja. Mahasiswa keperawatan inilah yang diharapkan mampu memperbaiki kinerja dan citra perawat selama ini.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan kondisi mahasiswa dan profesi keperawatan saat ini, faktor penyebab, dan solusi yang diharapkan bagi mahasiswa dalam memberikan sumbangsih bagi kemajuan profesi keperawatan ini.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah : ”
1.      Bagaimana Sistem Pelayanan Kesehatan Yang ada di Indonesia
2.      Sistem Pelayanan Kesehatan Khususnya dibidang Keperawatan

C.    Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita semua, khususnya para pembaca memahami dan bisa melihat gambaran yang sesungguhnya mengenai pelayanan kesehatan di Indonesia khususnya dibidang kesehatan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Kwalitas Pelayan Keperawatan

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah tentang apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.
Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit.

Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989)
perawat adalah seseorang yang mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah, ketrampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan pengabdian.

Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998)
perawat adalah salah satu unsur vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan pasien merupakan satu kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa perawat tugas dokter akan semakin berat dalam menangani pasien. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien juga terabaikan karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari.
Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologis sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002).
Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
pengertian >> kualitas pelayanan keperawatan <<adalah >> sikap profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.

B. Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan
Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau kualitas pelayanan adalah :

a. Keandalan (reliability)
Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengan kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.

b. Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat memperhatikan dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan.

c. Jaminan (assurance)
Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan, memiliki kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan kebenaran (obyektif).

d. Empati atau kepedulian (emphaty)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian terhadap setiap konsumen, melayani konsumen dengan ramah dan menarik, memahami aspirasi konsumen, berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.

e. Bukti langsung atau berujud (tangibles)
Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan alat komunikasi.
Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek dasar tersebut meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan kerjasama.


Selanjutnya masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek penerimaan
Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.

b. Aspek perhatian
spek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.

c. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.

d. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.


e. Aspek tanggung jawab
Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.

Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan dalam pelayanan yaitu :
a.       Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau perasaan konsumen.
b.      Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang akan dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan produk.
c.       Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam menanggapi kebutuhan konsumen.
d.      Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi dengan pemberi servis.
e.       Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan untuk menyajikan informasi siap saji.
f.       Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses penyedia servis pada saat konsumen memerlukannya.
g.      Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen saat berurusan dengan perusahaan.
h.      Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan oleh konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan.

Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki Industri jasa pelayanan, yaitu :
a.       Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan waktunya.
b.      Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen. Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien.
c.       Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian suatu poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan pasien dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman kepada pasien.
d.      Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat pelanggan menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai pelayanan dari perawat.
e.       Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien yang membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi yang nyaman sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses penyembuhannya.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :
a)      penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
b)      perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
c)      komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.
d)     kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
e)      tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.

C. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayan Kesehatan
           Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar dan pelyanan rujukan.Pelayanan keperawatan oleh tenaga perawat dalam pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan keperawatan keluarga, komunitas dalam elayanan kesehatan dasar dan akan memberikanasuhan keperawatn secara umum pada pelayanan rujukan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan asuhan keperawatan pada ruang atau lingkup rujukannya seperti pada anak,maka perawat memberikan asuhan keperwatan elalui pendekatan proses keperawatan anak,untuk lingkup keperawatan jiwa, perawat akan memberikan asuhan eperawatn pada pasien gangguan jiwa dll.

D. Faktor yang mempenagaruhi pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa factor seperti adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.

1.      Ilmu pengetahuan dan teknologi baru
Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya maka digunakanlah alat seperti laser, terapi peruahan gen dll.Maka pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya yang cukup besar dan butuh tenaga yang professional di bidang tertentu.
          
2.      Pergeseran nilai masyarakat
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan,sehinnga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
3.      Aspel legal dan etik
Dengan tingginya kesadarn masyarakat tehadap penggunaan atau pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hokum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan secra profeffional dengan memperhatikan norma dan etik yang ada dalam masyarakat

4.      Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lbh mudah diperoleh dan di jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah.Keadaan ekonomi ini akan mempengaruhi dalam system pelayanan kesehatan.

5.      Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam system pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam system pelayanan.
Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman tentang paradigma sehat, srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya JPKM,dan desentralisai.
Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah menyusun misi yang akan di jalankan sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan, diantaranya :
a)      Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
b)      Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarat dan lingkungan
c)      Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata  dan terjangkau
d)     Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat

Dalam melaksanakan misi yang ada, keperawatan sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi pada paradigma sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki, salah satunya adalah pembangunan kesehai yang berorientasi penyembuhan pada orang berian pelayanan kesehatan difokuskan pada promosif dam preuk prod agar dapat lebih meninggkatkan dan memelihara baghat ag segar lebih produktif dan yang sakit agar lebih sehat. Sehingga akhirnya akan terjadi pola atau gaya hidup sahat pada semua lapisan masyarakat Indonesia.

E.     penyebab rendahnya kualitas pelayanan di Rumah sakit
Banyak alasannya kenapa pelayanan di negeri kita (tercinta) bisa jadi terburuk salah satunya :
"Menurut dr. Nugroho Wiyadi, MPH, ada pelaku pelayanan primer yang secara  profesi tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang memadai, sehingga penanganan penyakit tidak sesuai standar, dan sering terjadi pemakaian berbagai obat secara tidak tepat yang pada akhirnya mengakibatkan ketidakefektifan biaya, dan juga masalah-masalah lain seperti resistensi obat akibat pemakaian obat antibiotik.
Pemahaman masyarakat yang lemah tentang sistem pelayanan kesehatan primer (puskesmas/Dokter Praktek Umum) dan sekunder (Rumah Sakit), mengakibatkan mereka tidak mengikuti sistem rujukan yang ada. “Masyarakat pada kelas ekonomi lemah cenderung memilih pelayanan kesehatan yang paling dekat dan murah, tidak peduli apakah petugas yang dia mintai pertolongan tersebut memiliki kewenangan dan kompetensi yang memadai. Sedangkan masyarakat pada kelas ekonomi menengah ke atas cenderung langsung memeriksa diri ke dokter spesialis dengan berbagai risiko ketidaktepatan pemilihan jenis dokter spesialis yang dipilihnya,” papar Nugroho."

F.     Bagaimana pelayanan yang berkualitas
Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas jasa/pelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (keandalan)
3) Responsiveness (Cepat tanggap)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)

Namun, dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya yang dikaitkan dengan kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman et al. (1990) dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi (ukuran) kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1)   Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan,karyawan dan alat-alat komunikasi.
2)   Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
3)   Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pasien dan menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.
4)   Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para pasien dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.
5)   Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan pasien.

G. Upaya Mendorong Revolusi Keperawatan Bagi Pelayanan Kesehatan

            Dalam sebuah perubahan pelayanan keperawatan sebenarnya mempunyai dua pilihan utama yang saling berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang hanya menunngu perubahan yang disebabkan oleh sebuah situasi. Aneh rasanya apabila disatu sisi kondisi masyarakat berubah dari waktu ke waktu sedangkan dunia keperawatan masih konstan dan statis. Perubahan adalah bagaimana perawat dan calon perawat berkonstribusi untuk mempertahan profesi keperawatan sebagai profesi yang sprofesional, namun lebih dari itu berperan aktif dalam melakukan sebuah perbaikan dalam memberikan pelayanan yang baik.
            Mahasiswa keperawatan yang menjadi pengelola awal dalam menciptakan sebuah perubahan harus memiliki visi dan misi yang jelas terhapap tujuan yang akan dicapai. Segala hal mengenai tindakan yang akan dilaksanakan harus dioptimalkan secara maksimal.

Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan mahasiswa keperawatan dalam menciptakan sebuah revolusi bagi profesi keperawatan, diantaranya:

1.         Senantiasa menggali ilmu secara berkesinambungan
Tuntunan seorang mahasiswa yang paling utama adalah memilki pemikiran akademis dan menguasai ilmu pengetahuan sesuai bidang nya masing masing, tidak terkecuali juga bagi mahasiswa keperawatan. Hal ini tidak terbatas pada pembelajaran yang di dapatkan di bangku perkuliahan saja, lebih dari itu pengetahuan yang di dapat melaui media dan sumber lain pun juga sangat diperlukan. Namun untuk memulai sebuah perubahan yang signifikan tidak cukup dengan mempelajari ilmu yang sudah di kembangkan selama ini saja, lebih dari itu yang dibutuhkan adalah melakukan berbagai riset dan penilitian terkait permasalahan yang belum terpecahkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengadakan sebuah perbaikan bagi profesi keperawatan, terutama dari segi kognitifnya.

2.         Mempunyai skill yang baik
Keperawatan merupakan sebuah profesi dengan kemampuam praktek yang profesional, dimana mereka tidak hanya dituntut punya pengetahuan yang baik saja melainkan harus memiliki keterampilan. Sebagai seorang tenaga keperawatan. Skill yang dimilki harus berdasarkan kecakapan dan ketepatan, sehinnga tidak akan terjadi sebuah kesalahan saat melakukan tindakan kepada pasien nya kelak.

3.         Memilki jiwa seorang perawat
Hal yang banyak menjadi masalah dikalangan perawat saat ini adalah, kurangnya kesadaran akan tugas, fungsi dan perannya sebagai seoran pelayan kesehatan. sebagai seorang yang bergerak dibidang kemanusiaan , perawat harus memiliki jiwa sosial dan kemanusiaanya yang tinngi. hal ini akan tercermin dari tindakan dan kontribusi yang akan dilakukannya baik sewaktu masih menjadi mahasiswa maupun sebagai tenaga perawat profesional nantinya.

4.         Mengikuti perkembangan mengenai isu isu keperawatan yang sedang
            berkembang dan ikut andil didalamnya.
Mahasiswa sebagai sebuah barisan pemuda yang berpendidikan tinggi, bersikap kritis dan mempunyai semangat kepeduliaan merupakan barisan yang paling genjar dalam melakukan sebuah kontrol sosial. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa keperawatan, diantaranya dengan mengikuti segala perkembangan dunia keperawatan baik melalui media ataupun melalui seminar. Selain itu seorang mahasiswa harus tanggap terhadap kebijakan yang dibuat terkait masalah keperawatan, seperti contoh yaitu pengesahan rancangan undang undang keperawatan yang menjadi topik terhangat saat ini. Mahasiswa bisa melakukan dukungan dalam rangka percepatan pengesahannya melalui cara cara yang bijak tentunya.
Revolusi yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan merupakan sebuah bentuk dedikasi dan kecintaan yang tinggi terhadap profesi  yang digelutinya. Kecintaan tersebut berawal dari sebuah semangat dan keyakinan akan perbaikan yang bisa dilakukan . hal tersebut diwujudkan dengan ketekunan dan inovasi kreatif. Yang pada akhirnya akan melahirkan sebuah profesi keperawatan yang diakui, bermanfaat banyak dan di hormati di negri ini.



BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
keperawatan merupakan kekuatan awal terbesar yang dimilki oleh dunia keperawatan saat ini. Mereka memilki kesempatan dan kekuatan untuk melakukan perbaikan, mengingat masih banyak nya kesempatan yang dimiliki. Hal ini diwujudkan dalam sebuah revolusi secara signifikan dan menyeluruh dalam berbagai aspek dalam dunia keperawatan. Sehinnga pada akhirnya akan tercipta profesi keperawatan yang profesional, di hargai, dan memberikan manfaat banyak bagi negeri tercinta ini.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.

B.        Saran
Kemajuan dunia keperawatan tidak akan pernah terlepas dari kontribusi mahasiswa keperawatannya. Seiring dengan kompleksitas yang ada, Kini bukan saat nya mahasiswa mementingkan diri nya sendiri, melainkan mampu memberikan sumbangsih pada orang lain. Bangsa ini sesungguhnya membutuhkan orang orang yang mampu menciptakan sebuah perubahan terutama dari kalangan mahasiswa



DAFTAR PUSTAKA

Ali H.Z., 2002, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika, Jakarta.
Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 1, Salemba Medika, Jakarta.
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.
Potter dan Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi terjemahan, EGC, Jakarta.
Wijono D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Air Langga University-Press, Surabaya.


DOWNLOAD FILE DI SINI
KHASANAH ILMU
JUJUR - MUDAH - MURAH
http://khasanahilmuu.blogspot.com/2013/08/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About