BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa muatan
lokal merupakan kegiatan kurikuler di sekolah yang bertujuan mengembangkan
kompetensi siswa yang sesuai dengan ciri khas daerah, potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah yang dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran lain. Mata pelajaran
muatan lokal bertujuan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku
kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang
lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan
mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
Untuk merealisasi undang-undang ini maka
sekolah-sekolah di Aceh membuat pelajaran muatan lokal berdasarkan kebijakan
dinas pendidikan Aceh/kebijakan sekolah masing-masing. Namun sering kali pelaksanaanya
pembelajaran muatan lokal tidak berjalan seperti yang diharapkan. Di Banda Aceh
pembelajaran muatan lokal diisi dengan mata pelajaran Bahasa Aceh, pengajian,
penulisan huruf Arab, dan lain sebagainya. Meskipun pelajaran ini perlu, namun
dalam beberapa sisi terkesan tupang tindih dengan kenyataan di luar sekolah di
mana siswa juga belajar hal yang sama di balai pengajian.
Dalam realitas kehidupan di Banda Aceh, ada banyak masalah
sosial dan lingkungan yang perlu mendapatkan pengajaran kepada siswa sehingga
mereka tumbuh menjadi orang yang bisa berpartisipasi dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Antara lain masalah kebesihan dan kesehatan lingkungan,
pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja, rendahnya kreatifitas memproduksi
barang-barang sederhana yang bisa bermanfaat untuk kepentingan rumah tangga
atau menjadi sumber penghasilan ekonomi.
Peneliti melihat perlu mendesain sebuah pembelajaran
muatan lokal yang dapat membantu siswa memahami masalah yang ada di sekitarnya.
Lebih jauh diharapkan siswa juga mampu memanfaatkan pelajaran tersebut untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilann untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya. Bahkan pelajaran muatan lokal bisa jadi sebuah
proses pelatihan keterampilan tertentu yang bisa membantu siswa untuk tumbuh
kreatif dan inovatif sebagai modal untuk mendapatkan pekerjaan atau menciptakan
lapangan kerja sendiri di masa yang akan datang.
Salah satu masalah yang sering kita jumpai
sehari-hari adalah sampah. Kegiatan yang dilakukan oleh manusia banyak
menghasilkan sampah yang dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Sampah
dapat dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, pertanian, pertambangan, dan
industry. Sampah-sampah ini sebenarnya dapat dimanfaatkan melalui proses daur
ulang contohnya memproduksi kompos, daur ulang kertas dan pembuatan biogas.Selama
ini petani di Aceh, termasuk juga ibu rumah tangga yang menanam bunga sering
menggunakan pupuk kimia untuk merawat tanaman mereka. Padahal kompos telah
terbukti lebih aman dan meningkatkan produksi pertanian. Sementara kerajinan
kertas dari hasil daur ulang tidak mendapatkan perhatian yang layak, padahal
bisa menjadi salah satu sumber ekonomi rumah tangga. Demikian halnya dengan biogas
yang bisa dipakai sebagai sumber energi alternatif bagi kepentingan rumah
tangga atau industri.
Oleh sebab itu perlu sebuah penelitian yang mengkaji
bagaimana desain sebuah kurikulum pendidikan yang mengajarkan keterampilan
kepada siswa dalam mendaur ulang sampah menjadi barang berguna. Kurikulum ini
nantinya dapat diterapkan di seolah-sekolah melalui mata pelajaran muatan lokal
di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana
desain kurikulum pembelajaran Daur Ulang Sampah melalui Video di SMA?
2.
Bagaimana
tingkat pemahaman siswa dalam Daur Ulang Sampah melalui pengajaran dengan
menggunakan video?
C.
Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan
penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah desain kurikulum mata pelajaran
muatan lokal “Daur Ulang Sampah” untuk tingkat pendidikan SMA. Secara lebih
spesifik penelitian ini bertujuan:
1.
Mendesain
kurikulum pendidikan mata pelajaran Daur Ulang sampah untuk muatan lokal di
SMA.
2.
Membuat tiga
buah video masing-masing berdurasi 30 menit tentang teknik dan proses daur
ulang sampah yang bisa bermanfaat untuk siswa SMA.
3.
Mengevaluasi
tingkat pemahaman siswa SMA dalam pengajaran Daur Ulang Sampah melalui video
sebagai dasar pengembangan pelajaran ini di masa yang akan datang.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Pengertian Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan ciri khas daerah, potensi daerah
termasuk keunggulan daerah yang dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran
lain. Mata pelajaran muatan local bertujuan memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang
mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di
daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan
nasional.
Sesuai
dengan Undang- undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SPN), yang sebelumnya telah ada dengan PP. No. 70 tahun 1991 tentang
pendidikan Muatan Lokal, berarti bahwa pengembangan muatan local perlu terus
dikembangkan untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan baik SLTP/MTsN dan
SLTA/Aliyah dan pengembangan IPTEK (Sutjipto, 1998).
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari fenomena alam. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu
objek kajian biologi. Menurut UU No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 ayat 7 definisi
pencemaran lingkungan ialah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energy, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan manusia atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga mutu
kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Setiap kegiatan manusia selalu menghasilkan limbah.
Limbah adalah suatu benda atau zat yang mengandung berbagai bahan yang
membahayakan kehidupan baik manusia, hewan, serta makhluk hidup lainnya. Limbah
berasal dari berbagai sumber antara lain:
1. Limbah
Rumah Tangga
Limbah dapat dihasilkan oleh rumah tangga, kegiatan
pertanian, perternakan dan pertambangan. Salah satu limbah rumah tangga adalah
sampah. Sampah dalam jumlah banyak berperan besar dalam pencemaran tanah. Tanah
yang mengandung sampah diatasnya akan menjadi tempat hidup berbagai bakteri
penyebab penyakit. Pencemaran lainnya yang diakibatkan oleh sampah adalah
mengurangi kualitas air.
2. Limbah
Pertanian
Limbah pertanian adalah di dalam kegiatan pemberian
pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan
penganggu (herbisida) dapat mencemari tanah. Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit terurai dan dapat
bertahan lama di dalam tanah. Hal ini menyebabkan tanah menjadi asam, dapat
membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi proses pembusukan, sehingga
kesuburan tanah terganggu. Tanah yang tercemar pupuk buatan juga dapat
mencemari sungai karena zat- zat tersebut terbawa air hujan.
3. Limbah
Pertambangan
Aktifitas penambangan
bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu kegiatan
penambangan yang memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan
emas seperti yang terjadi di beberapa daerah di Aceh.
Pada penambangan emas,
polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pemisahan emas
dari bijihnya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat
mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu kesehatan manusia.
Dengan pengelolaan limbah- limbah tersebut kita
telah banyak membantu dalam menjaga lingkungan, selainnya itu juga di peroleh
produk yang bermanfaat. Misalnya kertas bekas dapat di daur ulang menjadi
kertas yang dapat dimanfaatkan kembali, kotoran ternak dapat dimanfaatkan
menjadi biogas dan kompos, serta limbah rumah tangga yang terdiri dari bahan
organik dapat didaur ulang menjadi kompos.
Daur ulang adalah proses untuk
menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru, dengan tujuan mengurangi jumlah sampah, menghindari kerusakan
lingkungan, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan sedikit kreativitas,
berbagai sampah dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat.
a. Daur
Ulang Kertas
Salah satu contoh
sampah yang dapat di daur ulang adalah sampah kertas. Sampah kertas dapat
berasal dari rumah tangga maupun industry, misalnya dari kegiatan administrasi
perkantoran, pembungkusan, dan media cetak.
Sampah kertas dapat
dimanfaatkan dengan cara daur ulang. Kertas daur ulang memiliki nilai jual
tinggi, bila mendapat sentuhan teknologi dan seni.
Proses Daur ulang
kertas
Alat dan Bahan
1. Baskom
(bak)
2. Gunting
Kertas
3. Setrika
4. Blender
5. Bingkai
kayu berbentuk segi empat dengan ukuran 15x20 cm
6. Bingkai
kayu dengan ukuran sama (15x20 cm) dan diberi screen (kasa nyamuk atau jarring-
jarring bentos).
7. Kain
atau platik tebal untuk melapisi meja
8. Spon
atau busa kering yang tebal
9. Kain
bekas atau plastic yang tebal
10. Air
bersih
11. Lem
kertas dari tapioca (lem kanji).
12. Kertas
bekas seperti kertas Koran, HVS, atau kertas kado
Cara
kerja
1. Kertas
di sobek- sobek atau digunting sekecil mungkin, kemudian direndam dalam baskom.
Pastikan semua kertas benar- benar terendam.
2. Setelah
kertas direndam satu hari, sobek- sobek kembali kertas dalam rendaman tersebut.
Jika jenis kertas tebal seperti kardus, perendaman dilakukan dua hari. Untuk
perendaman kertas yang dilakukan hingga 24 jam, harus sering dilakukan
penggantian air bersih, paling tidak enam jam sekali untuk menghindari aroma
kertas yang busuk dan menyengat hidung.
3. Kertas
rendaman ditumbuk atau dihancurkan dengan blender hingga menjadi bubur kertas
atau pulp.
4. Dan
seterusnya ………….
b. Pengomposan
Pengomposan meruapakn upaya pengolahan limbah dengan
menggunkan prinsip penguraian bahan- bahan organic menjadi bahan- bahan
anorganik oleh aktivitas organism. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang
dapat menyuburkan tanah. Organism yang berperan dalam proses ini adalah
bakteri, jamur, khamir, dan hewan seperti insekta serta cacing. Agar
pertumbuhan organism optimum diperlukan beberapa kondisi diantaranya campuran
yang seimbang antara komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara serta
cukupan kandungan oksigen.
c. Biogas
Biogas adalah gas- gas yang dapat di gunkan sebagai
bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organic secara
anaerobic. Bahan bakunya dapat diambil dari kotoran hewan, sisa- sisa tanaman,
atau campuran dari keduanya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif. Disebut
semi-kuantitatif karena tidak semua proses pengumpulan data dalam penelitian
ini akan menggunakan metode kuantitatif, beberapa diantaranya menggunakan
metode kualitatif. Hal ini disebabkan karena beberapa data yang diperlukan
untuk penelitian ini merupakan pendapat, pandangan, dan analisis pihak tertentu
yang terkait dengan subjek penelitian (seperti akan dijelaskan dalam bagian
berikut ini).
1.
Objek
Penelitian dan Sumber Data
Adapaun objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA.
Sementara sumber data, selain dari objek penelitian juga dari praktisi yang
terkait dengan tema penelitian, seperti ahli pendidikan, pejabat di kantor
dinas pendidikan, dan para ahli dalam bidang terkait dari perguruan tinggi.
Selain itu, dapa penelitin juga akan diperoleh dari berbagai literatur yang
terkait. Kedua bagian ini dapat dijelaskan sebagia berikut:
2.
Objek
penelitian
Adapun yang akan menjadi objek penelitian ini adalah siswa SMA di
pinggiran kota Banda Aceh. Dalam pandangan penelitian siswa SMA adalah mereka
yang sudah memiliki usia matang dan dewasa. Pada banyak kasus di daerah
pinggiran kota, tamatan SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi langsung mencari pekerjaan. Sayangnya mereka tidak dibekali dengan
pendidikan keterampilan selama di SMA, sehingga pekerjaan yang mereka cari
lebih banyak di sektor yang hanya membutuhkan tenaga semata, bukan keahlian dan
kreatifitas. Ini menyebabkan angkatan kerja lulusan SMA adalah pekerja yang
serabutan dan tidak memiliki perencanaan yang jelas.
3.
Sumber Data
a.
Siswa :
1)
Dari sisiwa
akan diperoleh informasi melalui angket tertutup berupa pengetahuan mereka
tentang; materi mulok saat ini, life skill, minat mereka berwirausaha, pilihan
jenis usaha dari daftar yang diberikan, dan usaha lain yang mereka inginakan.
2)
Informasi yang
berisi pandangan siswa tentang modul setelah pembelajaran usai
3)
Pakar
Pendidikan. Dari pakar pendidikan peneliti ingin memperoleh infomasi mengenai
pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang jenis
pengetahuan life skill yang dipilih siswa.
b.
Pengusaha
Pengusaha yang peneliti maksudkan di sini adalah pengusaha yang terkait dengan beberapa bidang kerajinan yang hendak diajarkan kepada siswa. Dari mereka peneliti ingin mendapatkan informasi mengenai pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang jenis pengetahuan life skill yang dipilih siswa, serta pandangan mereka tentang prospek yang mereka dapatkan dengan jenis usaha yang dipilih siswa.
Pengusaha yang peneliti maksudkan di sini adalah pengusaha yang terkait dengan beberapa bidang kerajinan yang hendak diajarkan kepada siswa. Dari mereka peneliti ingin mendapatkan informasi mengenai pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang jenis pengetahuan life skill yang dipilih siswa, serta pandangan mereka tentang prospek yang mereka dapatkan dengan jenis usaha yang dipilih siswa.
c.
Akademisi
(dosen UKM). Dari akad emisi peneliti hendak mendapatkan informasi mengenai
pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang jenis
pengetahuan life skill yang dipilih siswa, dan pandangan mereka mengani
lapangan kerja bagi siswa tamatan SMA.
d.
Dinas
pendidikan. Dari dinas pendidikan peneliti hendak mendapatkan informasi mengenai
sejarah dilakukannya mulok dan tujuannya, kebijakan mengenai mulok, prosedur
pengajaran mulok dan berbagai kemungkinan perubahan mulok di masa depan.
e.
Kepala sekolah
:
1)
wawancara
tentang pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang penerapan
modul pengetahuan life skill yang dipilih siswa
2)
Angket terdapat
setelah penerapan modul di kelas
f.
Guru :
1)
wawancara
tentang pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang
penerapan modul pengetahuan life skill yang dipilih siswa
2)
Angket terdapat
setelah penerapan modul di kelas
g.
Dokumen :
Kurikulum SMK, daftar industri kecil/rumah tangga dari Dinas Perindustrian.
Ketersedian prosedur kegiatan yang sudah baku/dipublikasikan perlu
dipertimbangkan
a.
Metode
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua metode pengumpulan
data. Data dari siswa akan diperoleh dengan angket tertutup. Angket tertutup
adalah pertanyaan/pernyataan dengan pilihan yang telah ditetapkan oleh peneliti
sehingga objek penelitian tidak memiliki kesempatan utnk mengemukakan
pendapatnya yang lain jika berbeda dengan apa yang dibuat oleh penliti. Kedua,
dengan metode pertanyaan terstruktur. Metode ini akan peneliti gunakan untuk
mendapatkan data dari selain siswa. Peneliti akan membawa dua bagian pertanyaan.
Bagian pertama dalah pertanyaan yang bersidat umum yang akan ditanyakan kepada
semua pihak yang terkait. Kedua pertanyaan spesifik, yakni pertanyaan yang
diajukan kepada pihak tertentu sesuai dengan posisi dan bidangnya.
Sudrajat,
H.R. 2007. Mengelola Sampah Kota. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ilmu
Pengetahuan Populer jilid 4. Jakarta: Glolier PT
widyadara.
Palar,
H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka
Cipta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang (080212).
DOWNLOAD FILE DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar