Pages

Rabu, 14 Agustus 2013

KAJIAN PENGEMBANGAN MODUL PENGETAHUAN LIFE SKILL SEBAGAI MODEL UNTUK MATERI TAMBAHAN PADA PEMBELAJARAN MULOK DI SMAN 11 BANDA ACEH



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler di sekolah yang bertujuan mengembangkan kompetensi siswa yang sesuai dengan ciri khas daerah, potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran lain. Mata pelajaran muatan lokal bertujuan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
Untuk merealisasi undang-undang ini maka sekolah-sekolah di Aceh membuat pelajaran muatan lokal berdasarkan kebijakan dinas pendidikan Aceh/kebijakan sekolah masing-masing. Namun sering kali pelaksanaanya pembelajaran muatan lokal tidak berjalan seperti yang diharapkan. Di Banda Aceh pembelajaran muatan lokal diisi dengan mata pelajaran Bahasa Aceh, pengajian, penulisan huruf Arab, dan lain sebagainya. Meskipun pelajaran ini perlu, namun dalam beberapa sisi terkesan tupang tindih dengan kenyataan di luar sekolah di mana siswa juga belajar hal yang sama di balai pengajian.
Dalam realitas kehidupan di Banda Aceh, ada banyak masalah sosial dan lingkungan yang perlu mendapatkan pengajaran kepada siswa sehingga mereka tumbuh menjadi orang yang bisa berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Antara lain masalah kebesihan dan kesehatan lingkungan, pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja, rendahnya kreatifitas memproduksi barang-barang sederhana yang bisa bermanfaat untuk kepentingan rumah tangga atau menjadi sumber penghasilan ekonomi.
Peneliti melihat perlu mendesain sebuah pembelajaran muatan lokal yang dapat membantu siswa memahami masalah yang ada di sekitarnya. Lebih jauh diharapkan siswa juga mampu memanfaatkan pelajaran tersebut untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilann untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Bahkan pelajaran muatan lokal bisa jadi sebuah proses pelatihan keterampilan tertentu yang bisa membantu siswa untuk tumbuh kreatif dan inovatif sebagai modal untuk mendapatkan pekerjaan atau menciptakan lapangan kerja sendiri di masa yang akan datang.
Salah satu masalah yang sering kita jumpai sehari-hari adalah sampah. Kegiatan yang dilakukan oleh manusia banyak menghasilkan sampah yang dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Sampah dapat dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, pertanian, pertambangan, dan industry. Sampah-sampah ini sebenarnya dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang contohnya memproduksi kompos, daur ulang kertas dan pembuatan biogas.Selama ini petani di Aceh, termasuk juga ibu rumah tangga yang menanam bunga sering menggunakan pupuk kimia untuk merawat tanaman mereka. Padahal kompos telah terbukti lebih aman dan meningkatkan produksi pertanian. Sementara kerajinan kertas dari hasil daur ulang tidak mendapatkan perhatian yang layak, padahal bisa menjadi salah satu sumber ekonomi rumah tangga. Demikian halnya dengan biogas yang bisa dipakai sebagai sumber energi alternatif bagi kepentingan rumah tangga atau industri.
Oleh sebab itu perlu sebuah penelitian yang mengkaji bagaimana desain sebuah kurikulum pendidikan yang mengajarkan keterampilan kepada siswa dalam mendaur ulang sampah menjadi barang berguna. Kurikulum ini nantinya dapat diterapkan di seolah-sekolah melalui mata pelajaran muatan lokal di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana desain kurikulum pembelajaran Daur Ulang Sampah melalui Video di SMA?
2.      Bagaimana tingkat pemahaman siswa dalam Daur Ulang Sampah melalui pengajaran dengan menggunakan video?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah desain kurikulum mata pelajaran muatan lokal “Daur Ulang Sampah” untuk tingkat pendidikan SMA. Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan:
1.      Mendesain kurikulum pendidikan mata pelajaran Daur Ulang sampah untuk muatan lokal di SMA.
2.      Membuat tiga buah video masing-masing berdurasi 30 menit tentang teknik dan proses daur ulang sampah yang bisa bermanfaat untuk siswa SMA.
3.      Mengevaluasi tingkat pemahaman siswa SMA dalam pengajaran Daur Ulang Sampah melalui video sebagai dasar pengembangan pelajaran ini di masa yang akan datang.

















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan ciri khas daerah, potensi daerah termasuk keunggulan daerah yang dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran lain. Mata pelajaran muatan local bertujuan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
Sesuai dengan Undang- undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN), yang sebelumnya telah ada dengan PP. No. 70 tahun 1991 tentang pendidikan Muatan Lokal, berarti bahwa pengembangan muatan local perlu terus dikembangkan untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan baik SLTP/MTsN dan SLTA/Aliyah dan pengembangan IPTEK (Sutjipto, 1998).
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena alam. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu objek kajian biologi. Menurut UU No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 ayat 7 definisi pencemaran lingkungan ialah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan manusia atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Setiap kegiatan manusia selalu menghasilkan limbah. Limbah adalah suatu benda atau zat yang mengandung berbagai bahan yang membahayakan kehidupan baik manusia, hewan, serta makhluk hidup lainnya. Limbah berasal dari berbagai sumber antara lain:
1.      Limbah Rumah Tangga
Limbah dapat dihasilkan oleh rumah tangga, kegiatan pertanian, perternakan dan pertambangan. Salah satu limbah rumah tangga adalah sampah. Sampah dalam jumlah banyak berperan besar dalam pencemaran tanah. Tanah yang mengandung sampah diatasnya akan menjadi tempat hidup berbagai bakteri penyebab penyakit. Pencemaran lainnya yang diakibatkan oleh sampah adalah mengurangi kualitas air.
2.      Limbah Pertanian
Limbah pertanian adalah di dalam kegiatan pemberian pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan penganggu (herbisida) dapat mencemari tanah. Pestisida dan herbisida  memiliki sifat sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Hal ini menyebabkan tanah menjadi asam, dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu. Tanah yang tercemar pupuk buatan juga dapat mencemari sungai karena zat- zat tersebut terbawa air hujan.
3.      Limbah Pertambangan
Aktifitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan emas seperti yang terjadi di beberapa daerah di Aceh.
Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pemisahan emas dari bijihnya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu kesehatan manusia.
Dengan pengelolaan limbah- limbah tersebut kita telah banyak membantu dalam menjaga lingkungan, selainnya itu juga di peroleh produk yang bermanfaat. Misalnya kertas bekas dapat di daur ulang menjadi kertas yang dapat dimanfaatkan kembali, kotoran ternak dapat dimanfaatkan menjadi biogas dan kompos, serta limbah rumah tangga yang terdiri dari bahan organik dapat didaur ulang menjadi kompos.
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru, dengan tujuan mengurangi jumlah sampah, menghindari kerusakan lingkungan, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan sedikit kreativitas, berbagai sampah  dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat.
a.       Daur Ulang Kertas
Salah satu contoh sampah yang dapat di daur ulang adalah sampah kertas. Sampah kertas dapat berasal dari rumah tangga maupun industry, misalnya dari kegiatan administrasi perkantoran, pembungkusan, dan media cetak.
Sampah kertas dapat dimanfaatkan dengan cara daur ulang. Kertas daur ulang memiliki nilai jual tinggi, bila mendapat sentuhan teknologi dan seni.

Proses Daur ulang kertas
Alat dan Bahan
1.      Baskom (bak)
2.      Gunting Kertas
3.      Setrika
4.      Blender
5.      Bingkai kayu berbentuk segi empat dengan ukuran 15x20 cm
6.      Bingkai kayu dengan ukuran sama (15x20 cm) dan diberi screen (kasa nyamuk atau jarring- jarring bentos).
7.      Kain atau platik tebal untuk melapisi meja
8.      Spon atau busa kering yang tebal
9.      Kain bekas atau plastic yang tebal
10.  Air bersih
11.  Lem kertas dari tapioca (lem kanji).
12.  Kertas bekas seperti kertas Koran, HVS, atau kertas kado
Cara kerja
1.      Kertas di sobek- sobek atau digunting sekecil mungkin, kemudian direndam dalam baskom. Pastikan semua kertas benar- benar terendam.
2.      Setelah kertas direndam satu hari, sobek- sobek kembali kertas dalam rendaman tersebut. Jika jenis kertas tebal seperti kardus, perendaman dilakukan dua hari. Untuk perendaman kertas yang dilakukan hingga 24 jam, harus sering dilakukan penggantian air bersih, paling tidak enam jam sekali untuk menghindari aroma kertas yang busuk dan menyengat hidung.
3.      Kertas rendaman ditumbuk atau dihancurkan dengan blender hingga menjadi bubur kertas atau pulp.
4.      Dan seterusnya ………….
b.      Pengomposan
Pengomposan meruapakn upaya pengolahan limbah dengan menggunkan prinsip penguraian bahan- bahan organic menjadi bahan- bahan anorganik oleh aktivitas organism. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Organism yang berperan dalam proses ini adalah bakteri, jamur, khamir, dan hewan seperti insekta serta cacing. Agar pertumbuhan organism optimum diperlukan beberapa kondisi diantaranya campuran yang seimbang antara komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara serta cukupan kandungan oksigen.
c.       Biogas
Biogas adalah gas- gas yang dapat di gunkan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organic secara anaerobic. Bahan bakunya dapat diambil dari kotoran hewan, sisa- sisa tanaman, atau campuran dari keduanya.




BAB III
METODE PENELITIAN
A.               Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif. Disebut semi-kuantitatif karena tidak semua proses pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif, beberapa diantaranya menggunakan metode kualitatif. Hal ini disebabkan karena beberapa data yang diperlukan untuk penelitian ini merupakan pendapat, pandangan, dan analisis pihak tertentu yang terkait dengan subjek penelitian (seperti akan dijelaskan dalam bagian berikut ini).
1.      Objek Penelitian dan Sumber Data
Adapaun objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA. Sementara sumber data, selain dari objek penelitian juga dari praktisi yang terkait dengan tema penelitian, seperti ahli pendidikan, pejabat di kantor dinas pendidikan, dan para ahli dalam bidang terkait dari perguruan tinggi. Selain itu, dapa penelitin juga akan diperoleh dari berbagai literatur yang terkait. Kedua bagian ini dapat dijelaskan sebagia berikut:
2.      Objek penelitian
Adapun yang akan menjadi objek penelitian ini adalah siswa SMA di pinggiran kota Banda Aceh. Dalam pandangan penelitian siswa SMA adalah mereka yang sudah memiliki usia matang dan dewasa. Pada banyak kasus di daerah pinggiran kota, tamatan SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi langsung mencari pekerjaan. Sayangnya mereka tidak dibekali dengan pendidikan keterampilan selama di SMA, sehingga pekerjaan yang mereka cari lebih banyak di sektor yang hanya membutuhkan tenaga semata, bukan keahlian dan kreatifitas. Ini menyebabkan angkatan kerja lulusan SMA adalah pekerja yang serabutan dan tidak memiliki perencanaan yang jelas.
3.      Sumber Data
a.         Siswa :
1)      Dari sisiwa akan diperoleh informasi melalui angket tertutup berupa pengetahuan mereka tentang; materi mulok saat ini, life skill, minat mereka berwirausaha, pilihan jenis usaha dari daftar yang diberikan, dan usaha lain yang mereka inginakan.
2)      Informasi yang berisi pandangan siswa tentang modul setelah pembelajaran usai
3)      Pakar Pendidikan. Dari pakar pendidikan peneliti ingin memperoleh infomasi mengenai pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang jenis pengetahuan life skill yang dipilih siswa.
b.         Pengusaha
Pengusaha yang peneliti maksudkan di sini adalah pengusaha yang terkait dengan beberapa bidang kerajinan yang hendak diajarkan kepada siswa. Dari mereka peneliti ingin mendapatkan informasi mengenai pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang jenis pengetahuan life skill yang dipilih siswa, serta pandangan mereka tentang prospek yang mereka dapatkan dengan jenis usaha yang dipilih siswa.
c.         Akademisi (dosen UKM). Dari akad emisi peneliti hendak mendapatkan informasi mengenai pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang jenis pengetahuan life skill yang dipilih siswa, dan pandangan mereka mengani lapangan kerja bagi siswa tamatan SMA.
d.        Dinas pendidikan. Dari dinas pendidikan peneliti hendak mendapatkan informasi mengenai sejarah dilakukannya mulok dan tujuannya, kebijakan mengenai mulok, prosedur pengajaran mulok dan berbagai kemungkinan perubahan mulok di masa depan.
e.         Kepala sekolah :
1)      wawancara tentang pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang penerapan modul pengetahuan life skill yang dipilih siswa
2)      Angket terdapat setelah penerapan modul di  kelas
f.          Guru  :
1)      wawancara tentang pandangan mereka tentang materi mulok saat ini, kelayakan tentang penerapan modul pengetahuan life skill yang dipilih siswa
2)      Angket terdapat setelah penerapan modul di  kelas
g.         Dokumen : Kurikulum SMK, daftar industri kecil/rumah tangga dari Dinas Perindustrian. Ketersedian prosedur kegiatan yang sudah baku/dipublikasikan perlu dipertimbangkan

a.    Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data. Data dari siswa akan diperoleh dengan angket tertutup. Angket tertutup adalah pertanyaan/pernyataan dengan pilihan yang telah ditetapkan oleh peneliti sehingga objek penelitian tidak memiliki kesempatan utnk mengemukakan pendapatnya yang lain jika berbeda dengan apa yang dibuat oleh penliti. Kedua, dengan metode pertanyaan terstruktur. Metode ini akan peneliti gunakan untuk mendapatkan data dari selain siswa. Peneliti akan membawa dua bagian pertanyaan. Bagian pertama dalah pertanyaan yang bersidat umum yang akan ditanyakan kepada semua pihak yang terkait. Kedua pertanyaan spesifik, yakni pertanyaan yang diajukan kepada pihak tertentu sesuai dengan posisi dan bidangnya.
b.    Metode Pengolahan Data (menyusul)


 DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, H.R. 2007. Mengelola Sampah Kota. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ilmu Pengetahuan Populer jilid 4. Jakarta: Glolier PT widyadara.
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.



DOWNLOAD FILE DI SINI
KHASANAH ILMU
JUJUR - MUDAH - MURAH
http://khasanahilmuu.blogspot.com/2013/08/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About