BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahasa
memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat
komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi
secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi
ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami
infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai
bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian
informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara
tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik
dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah
peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara
yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia
yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam
ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur
etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di
sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya
diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga
proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
Acapkali sebuah kata
dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat digunakan didalam
perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata
dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata
dasar atau bentuk dasarnya.
Imbuhan mana yang harus
digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk
keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang
sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia
adalah :
1. Akhiran : -kan, -i,
–nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
2. Awalan : ber-, per-,
me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-
3. Sisipan : -el, -em,
dan –er
4. Imbuhan gabung :
ber-kan, ber-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I,
memper-, memper-kan, memper-I, di-kan,
di-I, diper-, diper-kan, diper-
I, ter-kan, ter-I, ke-an, se-nya, pe-an,
per-an
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang
kita dapatkan dari latar belakang masalah diatas adalah Bagaimana penjelasan
Imbuhan-Imbuhan yang ada di dalam bahasa Indonesia ?
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui penjelasan mengenai Imbuhan-Imbuhan di dalam tantanan bahasa
Indonesia.
1.4.
Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat kita
ambil dari penulisan makalah ini adalah kita mengetahui bagaimana pengertian
dari imbuhan-imbuhan tersebut, serta memahami akan konteks imbuhan tersebut
dengan menggunakan contoh-contoh kalimat
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kata
Imbuhan
Kata berimbuhan adalah
kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi). Imbuhan atau
afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk
membentukan kata. Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan
atau kata turunan.
2.2. Jenis-jenis Imbuhan
1.
Akhiran -kan
Akhiran –kan tidak
mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya sama.
Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata yang
diimbuhinya. Fungsi akhiran –kan adalah membentuk kata kerja transitif, yang
dapat digunakan dalam kalimat perintah, kalimat pasif yang predikatnya
berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan subjek menjadi sasaran perbuatan dan
pada keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk
yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan
akhiran –kan akan memberikan makna sebagai berikut :
a. Untuk
mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan pada :
1) Kata sifat
Contoh
: tenangkan dulu anak-anak itu! Tenangkan artinya “jadikan tenang”
2) Kata kerja yang
menyatakan keadaan
Contoh
: hubungan telepon telah mereka putuskan Putuskan artinya “jadikan putus”
3) Beberapa kata benda
yang memiliki sifat khusus
Contoh
: daerah itu harus kita hutankan kembali Hutankan artinya “jadikan hutan”
b. Untuk
mendapatkan makna “sebabkan jadi berada” akhiran –kan harus diibuhkan pada kata
benda yang menyatakan tempat. Contoh : Pinggirkan dulu mobil itu! Pinggirkan
artinya “jadikan berada dipinggir”
c. Untuk
mendapatkan makna “lakukan…” akhiran –kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang
menyatakan tindakan. Contoh : Lemparkan bola itu kesini! Lemparkan artinya
“lakukan lempar akan bola”
d. Untuk
mendapatkan makna “lakukan untuk orang lain” akhiran -kan harus diimbuhkan pada
kata kerja yang kata dasarnya sudah transitif. Contoh :Tolong ambilkan buku
itu! Ambilkan artinya “ambil untuk orang lain”
e. Untuk
mendapatkan makna “bawa masuk ke…” akhiran –kan harus digunakan pada beberapa
kata benda yang menyatakan ruang atau wadah. Contoh :Asramakan saja anak-anak
itu. Asramakan artinya “masukkan ke asrama”
Catatan :
Akhiran
–kan lazim digunakan bersama dengan awalan me- sehingga menjadi me-kan yang
digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan di- sehingga
menjadi di-kan yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
2.
Akhiran –i
Akhiran –I tidak
mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja bentuknya
sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata
yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir dengan fonem /i/
tidak dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini
akan memberikan makna antara lain yang menyatakan :
a. Untuk
mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata kerja yang
menyatakan tindakan. Contoh : Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur. Pukuli
artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
b. Untuk
mendapatkan makna “tempat” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata kerja yang
menyatakan tempat. Contoh : Jangan duduki kursi itu. Duduki artinya “duduk di
kursi.
c. Untuk
mendapatkan makna “merasa sesuatu pada” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata
kerja yang menyatakan sikap batin. Contoh : Hormatilah gurumu! Hormati artinya
“merasa hormat pada gurumu.
d. Untuk
mendapatkan makna “memberi atau membubuhi” akhiran –I harus diimbuhkan pada
kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan. Contoh : Tolong nasihati
anak-anak itu! Nasihati artinya “memberi nasihat pada anak-anak itu.
e. Untuk
menanyakan makna “menjadi atau menganggap“ akhiran –I harus diimbuhkan pada
beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat khasnya. Contoh : Jangan
kalian budaki anak itu! Budaki artinya “anggap sebagai budak”
f. Untuk
mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –I harus dibubuhkan pada kata sifat.
Contoh : Lengkapi dulu syarat-syaratnya! Lengkapi artinya “jadikan lengkap
pada”
Catatan :
Akhiran –I lazim digunakan bersama dengan awalan ME sehingga
menjadi ME-I yaitu yang digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga
dengan awalan DI- sehingga menjadi DI-I yaitu yang digunakan dalam kalimat
pasif transitif.
3.
Akhiran –AN
Akhiran –AN tidak
mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya
tetap –AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata
yang diimbuhinya.
Fungsi akhiran –AN adalah membentuk kata
benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran
–AN itu antara lain :
a.
Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran
–AN harus digunakan pada kata kerja tertentu. Contoh : Tulisan adik sudah
bagus. Tulisan artinya “hasil dari pekerjaan menulis”
b.
Untuk mendapatkan makna “alat” akhiran
–AN harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh : Keranjangnya ada tetapi
pikulannya tidak ada. Pikulan artinya “alat untuk memikul.
c.
Untuk mendapatkan makna “benda atau hal
yang dikenal pekerjaan” akhiran –AN harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja.
Contoh : Makanan ini lezat sekali Makanan artinya “sesuatu yang dimakan”
d.
Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran
–AN harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh : Di tengah sawah itu ada
kubangan kerbau. Kubangan artinya “tempat kerbau berkubang.
e.
Untuk mendapatkan makna “tiap-tiap” akhiran
–AN harus digunakan pada kata benda yang menyaakan waktu atau satuan ukuran.
Contoh : Majalah bulanan ini terbit di Jakarta. Bulanan artinya terbit
tiap-tiap bulan.
f.
Untuk mendapatkan makna :mengandung
banyak hal yang disebut kata dasarnya” akhiran –AN harus diimbuhkan pada kata
benda tertentu. Contoh : Ayah sudah ubanan Ubanan artinya “banyak ubannya
g.
Untuk mendapatkan makna “himpunan
bilangan atau jumlah” akhiran –AN harus digunakan pada kata bilangan. Contoh :
Yang diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang. Belasan artinya
“himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas”
h.
Untuk mendapatkan makna “bersifat yang
disebut kata dasarnya” akhiran –AN harus digunakan pada beberapa kata sifat.
Contoh : Dia tak mau membeli barang murahan Murahan artinya “harganya murah”.
4.
Akhiran -NYA
Akhiran -NYA tidak
mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun bentuknya
tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang kata
yang diimbuhkan. Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam
–nya. Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau
pemilik. Contoh : saya minta tolong kepadanya Kedua : -nya sebagai akhiran. Contoh
: turunnya harga beras menggembirakan rakyat. Penggunaan akhiran –nya untuk
mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Untuk
membentuk kata benda akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja
yang menyatakan keadaan atau kata sifat. Contoh : Tenggelamnya kapal Tampomas
banyak menelan korban.
b. Untuk
memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran –nya harus diimbuhkan pada kata
benda. Contoh : Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
c. Untuk
membentuk kata keterangan akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa kata
tertentu. Contoh : Agaknya dia tidak akan dating.
5.
Imbuhan Gabung ber-kan
Imbuhan gabung ber-kan
adalah awalan ber- dan akhiran -kan yang secara bersama-sama digunakan pada
sebuah kata dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-mula diberi
awalan ber- kemudian diberi akhiran -kan.
Fungsi imbuhan BER-kan
adalah bentuk kata kerja intasitif yang dilengkapi dengan sebuah pelengkap
sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan itu adalah menyatakan
menjadikan yang disebut pelenglkapnya sebagai yang disebut kata dasarnya.
Cntoh: pemuda-pemuda
pada waktu itu berani melawan belanda wlaupun hanya bersenjatakan bamboo
runcing.
Bersenjatakan artinya
“menjadiakan bamboo runcing sebagai senjata”
6.
Imbuhan gabung BER-AN
Yang dimaksud dengan
gabungan ini adalah awalan BER akhiran AN yang digunakan secara bersama-sama
pada sebuah kata dasar. Cara mengimbuhkannya dilakukan sekaligus. Umpanya pada
kata dasar lari diimbuhkan imbuhan BER-AN sehingga menjadi kata berlarian.
Dalam hal ini perlu
diingat ada kata-kata yang berimbuhan BER-AN tetapi pengimbuhannya dilakukan
tidak sekaligus melainkan bertahap. Umpamanya pada kata atur, mula-mula
diimbuhkan akhiran an sehingga menjadi aturan, kemudian diimbuhkan pula awalan
BER sehingga menjadi beraturan.
Fungsi imbuhan gabung
BER-AN adalah membentuk kata kerja intransitive, sedangkan makna yang diperoleh
sebagai proses pengimbuhannya adalah:
- Banyak serta tidak teratur
- Saling atau tidak berbalasan
- Saling berada di
Aturan pengimbuhan dengan imbuha BER-AN
adalah sebagai berikut
1) Untuk
mendapatkan makna “ banyak serta tidak teratur” imbuhan BER-AN harus diimbuhkan
pada kata kerja yang menyatakan gerak. Contoh: mereka berlarian kesana –sini
untuk menyelamaykan diri Berlarian artinya “banyak yang berlari dan larinya
tidak teratur”
2) Untuk
mendapatkan makna “saling atau berbalasan” imbuhan gabungan BER-AN harus
diimbuhkan pada kata kerja tertentu. Contoh: kedua jalan itu berpotongan
dibalik bukit itu, Berpotongan artinya “ saling memotong”
3) Untuk
mendapatkan makna “ saling berada di” imbuhan gabungan BER-AN harus diimbuhkan
pada beberapa kata kerja yang menyatakan letak atau jarak. Contoh: kami duduk
bersebelahan didalam kereta pai itu. Bersebelahan artinya “saling berada
disebelahnya.
7.
Awalan PER
Awalan PER mempunyai tiga macam bentuk,
yaitu PER, PE, dan PELPER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan
konsonan r, seperti: peristri, percepat, dan perketat.PE digunakan pada
kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan dan perendah.PEl
digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.Fungsi awalan
PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat digunakan dalam
a) Kalimat perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!Pensempit dulu
masalahnya!
b) Kalimat yang
predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c)
Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+
aspek+pelaku+kata kerja.
Contoh: saluran yang telah kami perdalam telah
dangkal lagi.
Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan PER- antara
lain menyatakan
- Jadikan lebih
- Anggap sebagai
- Bagi
1) Untuk
mendapatkan makna “jadikan lebih” awalan PER- harus diimbuhkan pada kata sifat.
Contoh: pertegas aturannya! Pertegas artinya “jadikan tegas”Untuk mendapatkan
makna “jadikan atau anggap sebagai” awalan PER- harus diimbuhkan pada beberapa
kata benda, yang dikenal dengan sifatnya. Contoh: jangan kalian perbudak
anak-anak itu Perbudak artinya “jadikan atau anggap sebagai budak”
2) Untuk
mendapatkan makna “jadikan atau bagi” awalan PER- harus diimbuhkan pada
beberapa kata bilangan.
Contoh: uang sebanyak
ini kita perdua saja Perdua artinya “jadikan dua”
8.
Imbuhan Gabung PER-kan
Imbuhan Gabung
PER-kanadalah awalan PER dan akhiraan KAN yang digunalkan secara bersama-sama
pada sebuah klata dasar. Pengimbuhan dilakukan secara serentak.
Imbuhan gabung PER-kan
berfungsi membentuk kata kerja yang digunakan:
a) Dalam kalimat predikatnya berpola
aspek + pelaku + kata kerja.
Contoh: masalah itu akan kita
berdebatkan lagi minggu depan
b) Sebagai keterangan tambahan pada
subjek atau objek yang berpola: yang + aspek + pelaku + kata kerja.
Contoh: tarian yang sudah mereka
pertunjukan akan di ulangoi lagi.
c) Dalam kalimat perintah
Contoh: persiapkan dulu bahan-bahannya
1) Untuk
mendapatkan makna “jadikan bahan” imnbuhan gabungan PER-kan harus diimbuhkan
pada kata kerja tertentu
Contoh: jangan perdebatkan lagi masalah itu!
Perdebatkan
artinya “jadikan bahan p[erdebatan”
2) Untuk
mendapatkan makana “jadikan supaya” imbuhangabungan PER-kan harus diimbuhkan
pada beberapa kata sifat tertentu
Contoh: bahan-bahannya akan segera kami persiapkan
Persiapkan artinya “jadilkan supaya siap”
3) Untuk
mendapatkan makna lakukan imbuhan gabung PER-kan harus diimbuhkan pada beberapa
kata kerja tertentu
Contoh: pertahankan benteg ini sekuat tenaga kalian
Pertahankan
artinya “lakukan pertahanan”
4) Untuk mendapatkan
makna “jadikan me” imbuhan gabung per-kan harus diimbuhkan pada beberapa kata
kerja tertentu
Contoh: nanti akan kami perlihatkan kepadamu
Perlihatkan artinya “jadikan orang lain melihat”
5)
Untuk mendapatkan makana “jadikan ber” imbuhan gabung per-kan harus diimbuhkan
pada kata kerja tertentu
Contoh:
akan kita perhubungkan daerah-daerah itu dengan jalan-jalan baru Perhubungkan
artinya “jadikan berhubungan”
9.
Imbuhan gabung PER-I
imbuhan ini dilakukan bersama-sama pada
sebuah kata dasar pengimbuhannya dilakukan secara serentak.
Mana yang didapat sebagai hasil
pengimbuhan dengan imbuhan per-i antara lain lakukan supaya jadi dan lakukan
yang disebut kata dasarnya pada objeknya.
a) Untuk mendapatkan makana “supaya
jadi” imbuhan gabung per-i harus diimbuhkan pada kata sifat tertentu
Contoh: mereka kami perlengkapi dengan
alat-alat pertanian
Perlengkapi artinya “lakukan supaya
lengkap”
b) Untuk mendapatkan makana “lakukan
yang disebut kata dasarnya pada objeknya” imbuhan gabung per-i harus diimbuhkan
pada kata kerja tertentu
Contoh: jangan kamu perturuti terus
permintaannya Perturuti artinya “lakukan agar permintaanya terturuti”
10.
Awalan ME
Awlan ME adalah imbuhan yang produktif,
pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya dimuka kata yang
diimbuhinya. Awlan ME mempunyai enam macam bentuk yaitu: me, mem, men, meny,
meng, dan menge.
1). Me- digunakan pada kata-kata yang
mulai dengan konsonan r, l, w. dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng.
umpamanya terdapat pada kata-kata.
- merasa (me + rasa)
- melihat (me + lihat)
- mewarisi (me +
warisi)
- meyakinkan (me +
yakinkan)
- memerah (me + merah)
- menanti (me + nanti)
- menyanyi (me +
nyanyi)
- menganga (me +
nganga)
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang
dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v. umpamanya seperti terdapat dalam
kata-kata:
- membawa (mem + bawa)
- memilih (mem + pilih)
- memfitnah (mem + fitnah)
- memvonis (mem + vonis)
3). Men- digunakan dengan kata-kata yang
dimulai dengan konsonan d dan t. konsonan d tetap diwujudkan; sedangkan
konsonan t tidak diwujudkan, melainkan disenyawakan dengan bunyi asal dari
awalan itu. Contohnya seperti terdapat dalam kata-kata berikut:
- mendengar (me + dengar)
- menarik (me + tarik)
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang
dimulai dengan konsonan s; dan konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan
disenyawkan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contoh:
- menyingkir (me +
singkir)
- menyingkat (me +
singkat)
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang
mulai dengan konsonan k, g, h, dank kh; serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan
k tidak diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan
itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
- mengirim (me + kirim)
- menggali (me + gali)
- menghitung (me +
hitung)
- mengkhayal (me +
khayal)
- mengambil (me +
ambil)
- mengiris (me + iris)
- mengutus (me + utus)
- mengekor (me + ekor)
- mengolah (me + olah)
6). Menge- digunakan pada kata- kata
yang hanya bersuku satu. Contohnya seperti:
- mengetik (me + tik)
- mengebom (me + bom)
Fungsi awalan Me-
adalah membentuk kata kerja aktif transitif dan intransitif. Sedangkan makna
yang didapat sebagai proses pengimbuhannya antara lain menyatakan: melakukan,
bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan bahan, memakan meminum
menghisap, menuju arah, mengeluarkan, menjadi, menjadikan lebih, menjadi atau
berlaku seperti, menjadikan menganggap atau memberlakukan seperti, dan
memperingati.
Adapun aturan dengan
menggunakan dengan menggunakan imbuhan Me-nini adalah:
a). untuk mendapatkan makna “melakukan
perbuatan yang disebutkan dasarnya” awaln Me- harus diimbuhkan pada kata dasar
kata kerja.
Contoh: ayah membaca Koran. Membaca
artinya “melakukan pekerjaan baca”
b). Untuk mendapatkan makna “bekerja
dengan alat yang disebutkan kata dasarnya” awalan me- harus diimbuhkan dengan
kata benda yang menyatakan alat atau perkakas.
Contoh: siapa yang sedang menggergaji
itu? Menggergaji artinya “bekerja dengan alat gergaji”
c). untuk mendapatkan makna “membuat
baraang yang disebut kata dasarnya” awalan me- harus diimbuhkan pada kata benda
yang menyatakan hasil olahan atau kerajinan.
Contoh: adik menggambar dengan spidol.
Menggambar artinya “membuat gambar”
d). untuk mendapatkan makna “bekerja
dengan bahan yang disebut kata dasarnya” awalan ME- harus diimbuhkan pada kata
benda yang menyatakan bahan.
Contoh: siapa yang mengecat rumah ini?
Mengecat artinya “bekerja dengan cat
sebagai dasarnya”
e). untuk mendapatkan makna “mamakan,
meminum, dan menghisap” awaln me harus diimbuhkan pada kata benda yang
menyatakan makanan atau minuman.
11.
imbuhan me- -kan
Yang dimaksud dengan
imbuhan me- -kan adalah awalan me- dan akhiran –kan yang digunakan secara
bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar. Pengimbuhannya
dilakukan secara bertahap, mula-mula pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk
dasar diimbuhkan akhiran –kan. Setelah itu diimbuhkan awalam me-. Contohnya
pada kata dasar baca mula-mula diimbuhkan akhiran –kan sehingga menjadi bacakan.
Setelah itu diimbuhkan awalam me- sehingga menjadi membacakan.
Fungsi imbuhan gabung me- -kan adalah
membentuk kata kerja aktif transitif. Sedangkan makna yang didapat sebagai
hasil pengimbuhannya, antara lain menyatakan:
1) Menyebabkan jadi
yang disebut kata dasarnya
2) Melakukuan sesuatu
untuk orang lain
3) Menjadikan berada
di…
4) Melakukan yang
disebut bentuk dasar
5) Melakukan yang
disebut kata dasarnya akan
1. untuk mendapatkan makna yang
“menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya” imbuhan gabung me- -kan harus
diimbuhkan pada:
a. kata sifat
contohnya: Pemerintah akan melebarkan jalan didepan
sekolah kami. Melebarkan artinya ‘membuat jadi lebar’
b. kata kerja yang menyatakan keadaan
contohnya: Kapal perang Inggris dengan
mudah menenggelamkan kapal perang Argentina itu.
Menenggelamkan artinya ‘membuat jadi
tenggelam’
c. kata benda yang mempunyai ciri khas
contohnya: Kami akan membukukan hasil
seminar itu.
Membukukan artinya ‘menjadikan buku’
d. kata keterangan yang menyatakan
derajat
contohnya: Kami berhasil menyamakan
kedudukan kami.
Menyamakan artinya ‘menjadikan sama’
Untuk mendapatkan makna ‘menyebabkan
atau membuat jadi’ imbuhan gabung me- -kan dapat juga diimbuhkan pada:
1. kata kerja keadaan yang berbentuk
kata jadian
contoh:\ Gubernur akan menyeragamkan
pakaian semua sopir taksi.
Menyeragamkan artinya ‘membuat jadi
seragam’
2. kata kerja keadaan atau kata sifat
yang berbentung gabungan kata
contoh: Pemerintah bertekad untuk
melipatgandakan produksi pangan.
Melipatgandakan artinya ‘membuat jadi
berlipat ganda’
2. Untuk mendapatkan makna “melakukan
untuk orang lain” imbuhan gabung me- -kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang
sudah transitif .
Contoh: Saya membelikan rokok untuk
ayah.
Membelikan artinya ‘membeli untuk (ayah)
3. Untuk mendapatkan makna “menjadikan
berada di…”, imbuhan gabung me- -kan harus diimbuhkan pada kata dasar yang
menyatakan lokasi, wadah, atau ruang.
Contoh: Pilot mendaratkan pesawatnya
dengan baik.
Mendaratkan artinya ‘menyebabkan jadi
berada di darat’
4. Untuk mendapatkan makna “melakukan
yang disebutkan bentuk dasarnya” imbuhan gabung me- -kan harus diimbuhkan pada
kata kerja yang menyatakan tindakan.
Contoh:
Jangan mengharapkan bantuan lagi.
Mengharapkan artinya ‘mengharap akan
(bantuan-nya)
12.
Imbuhan gabung me- - i
Yang dimaksud dengan
imbuhan gabung me- -i adalah awalan me- dan akhiran –i yang digunakan
bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar. Pengimbuhannya
dilakukan secara bertahap. Mula-mula pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk
dasar diimbuhkan akhiran –i setelah itu diimbuhkan awalam me-. Contohnya pada
kata dasar tanam diimbuhkan akhiran –i sehingga menjadi Tanami. Setelah itu
diimbuhkan pula awalan me- sehingga menjadi menanami. fungsi imbuhan gabung me-
-i adalah membentuk kata kerja transitif aktif. Sedangkan makna yang didapat
sebagai hasil pengimbuhan, antara lain menyatakan:
1. membuat jadi yang
disebut kata dasarnya pada
2. memberi atau
membubuhi pada
3. melakukan pada
4. melakukan
berulang-ulang
5. merasa pada
1) untuk mendapatkan makna ‘membuat jadi
yang yang disebut kata dasar pada objeknya’ imbuhan gabung me- -i harus
digunakan pada kata sifat.
Contoh:
Bulan menerangi bumi. Menerangi artinya
‘membuat jadi terang pada (bumi)’.
2) Untuk mendapatkan makna ‘memberi atau
membubuhi yang disebut kata dasarnya pada objeknya’ imbuhan gabung me- -i harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan zat, atau bahan.
Contoh:Siapa yang menggarami laut?
Menggarami artinya ‘memberi atau
membubuhi garam pada (laut).
3) Untuk mendapatkan makna ‘melakukan
atau berbuat sesuatu pada atau di’imbuhan gabung me- -i harus diimbuhkan pada
kata kerja tertentu.
Contoh:Mereka menanami halaman rumahnya
dengan berbagai tanaman hias.
Menanami artinya ‘melakukan pekerjaan
tanam di(halaman rumah).
4) Untuk mendapatkan makna ‘melakukan
berulang-ulang’ imbuhan gabung me- -i harus diimbuhkan pada kata kerja yang
menyatakan tindakan.
Contoh:Mereka memukuli pencuri itu
sampai babak belur.
Memukuli artinya ‘berilang kali memukul’
5) Untuk mendapatkan makna ‘merasa
sesuatu pada’ imbuhan gabung me- -i harus diimbuhkan pada kata kerja yang
menyatakan emosi atau sikap batin.
Contoh:Kami tidak menyukai sikap anak
itu.
Menyukai artinya ‘merasa tidak suka pada
(sikap anak itu)’..
13
Awalan di-
awalan di- tidak mempunyai variasi
bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi mana pun sama saja. Hanya perlu
diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan di- sebagai kata depan.
di- sebagai awalan dilafalkan dan
dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata
depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Dia ditangkap polisi.(di- sebuah
awalan)
Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah
kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata
kerja pasif. Maka makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya merupakan
kebalikan dari makna kata kerja aktif transitif, yakni kata kerja berawalan me-
yang transitif.
Contoh: Kata kerja transitif kata kerja
pasif Berawalan me- berawalan di-
- membaca - dibaca
- menulis - ditulis
26.
Sisipan –EL, -EM, dan –ER
Sisipan ini tidak
mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya merupakan imbuhan yang tidak produktif.
Artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Pengimbuhannya
dilakukan dengan cara menyisipkan diantara konsonandan volal suku pertama pada
sebuah kata dasar.
Contoh : -EL + tapak – telapak, -ER +
gigi – gerigi, -EM + tali – temali.
Arti yang yang dikandung oleh ketiga
sisipan itu adalah:
1. Menyatakan banyak dan bermacam-
macam.
2. Menyatakan intensitas.
3. Menyatakan yang melakukan yang
disebut kata dasar.
a). Untuk mendapatkan makna
“bermacam-macam” sisipan ini harus diimbuhkan pada kata benda tertentu,
contohnya yaitu: temali, gerigi, dsb.
b). Untuk mendapatkan makna “intensitas”
sisipan ini harus diimbuhkan pada kata benda tertentu, contohnya seperti:
gemetar, gemuruh, dll.
c). Untuk mendapatkan makna “yang
melakukan” sisipan ini harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu, contohnya
seperti: pelatuk, telapak, dan telunjuk.
Karena sisipan ini tidak produktif lagi,
maka penggunaanya terbatas pada contoh yang sudah ada saja.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya masyarakat kita telah
memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan
tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan
kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah masyarakat masih enggan
untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benar dalam
komunikasinya sehari-hari.
Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia
adalah :
1. Akhiran : -kan, -i,
–nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
2. Awalan : ber-, per-,
me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-
3. Sisipan : -el, -em,
dan –er
4. Imbuhan gabung :
ber-kan, ber-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I,
memper-, memper-kan, memper-I, di-kan,
di-I, diper-, diper-kan, diper-
I, ter-kan, ter-I, ke-an, se-nya, pe-an,
per-an.
3.1. Saran
Sebaiknya
harus lebih mendalami lagi mengenai imbuhan-imbuhan dan disertakan
contoh-contoh yang lebih banyak lagi agar proses belajar imbuhan ini
berlangsung efektif dan efesien.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul. 1998. Tata bahasa praktis bahasa
Indonesia, Rineka cipta, Jakarta
Anton M. mulyono, Departemen kebudayaan, Tata bahasa
baku bahasa indosesia, Perumbalai pustaka, 1992 Jakarta.
Kusno budi santoso, Problematika bahasa Indonesia
sebuah analisis praktis bahasa baku, Rineka cipta, Jakarta: 1990
Masnur Muslich, Problematika bahasa indomesia, Bumi
aksara, Jakarta: 1990.
Sugono Dendi, Bahasa Indonesia dengan benar, PT.
Priastu, Jakarta: 1991
Haryatmo sri, Buku panduan mata kuliah bahasa
Indonesia. Universitas Negri Yogyakarta : 2009.
DOWNLOAD FILE DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar