BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara
di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara
maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar
di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh
truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah
disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk
dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu
penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering
dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti
sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain
dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi
barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
Keadaan lingkungan dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesehatan
manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang
oleh factor-faktor lingkungan.
Limbah adalah semua
benda yang berbentuk padat , cair, maupun
gas, merupakan bahan buangan
yang berasal dari aktivitas manusia secara perorangan maupun hasil aktivitas kegiatan lainnya diantaranya
industri, rumah sakit, laboratorium, reactor nuklir dan lain-lain. Menurut
Willgooso (1979) air limbah adalah water carrying waste from homes, bussines
and industries that is mixture of water and dissolved or suspended solids.
Menurut USEPA 1977 wastewater is water carrying dissolved or suspended solids
from homes, farm, bussinesess and industries.
Ada beberapa jenis limbah diantaranya :
1. Limbah rumah
tangga
2. Limbah
industri
3. Limbah rumah
sakit
4. Limbah
nuklir
1.2. Rumusan Masalah
Adapun
Rumusan Masalah dari latar belakang diatas adalah bagaimana cara mengelola
sampah (Limbah) yang baik sehingga tidak mengganggu system ekologi yang ada,
dan tidak membawa penyakit.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.
Untuk mengetahui jenis-jenis sampah
2.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah
3.
Untuk mengetahui cara mengolah sampah
4. Mencoba menganalisis dan
memecahkan masalah tentang sampah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Limbah
Menurut
Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
mangganggu lingkungan hidup.
Batasan
lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah
cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan air hujan yang mungkin ada
(Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari
kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun
volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi
kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang
sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunakan
oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau
diolah secara baik.
2.2 Sumber Air Limbah
Air limbah ini dapat
berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
sebagai berikut:
1.
Air buangan yang bersumber dari rumah
tangga (domestic wastes water), yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.
Air limbah rumah
tangga terdiri dari 3 fraksi penting,
yaitu :
a. Tinja
(faeces), berpotensi mengandung mikroba
pathogen
b. Air
seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen
(N) dan Fosfor, serta kemungkinan kecil mikro-organisme.
c. Grey water,
merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar mandi. Grey water sering juga disebut dengan
istilah sullage.
Campuran faeces dan urine disebut
sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan air bilasan toilet
disebut sebagai black water. Mikroba
pathogen banyak terdapat pada excreta.
Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan.
2.
Air buangan industri (industrial wastes water), yang
berasal dari berbagai jenis industry akibat proses produksi. Zat-zat yang
terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai
oleh masing-masing industri, antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak
garam-garam zat pewarna, mineral, logam berat,
zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan
jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih
rumit.
3.
Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air
buangan yang berasal dari daerah; perkantoran,perdagangan, hotel, restoran,
tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat
yang terkandung dalam jenis air limbah ini
sama dengan jenis air limbah rumah tangga.
Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan-bahan organik
sehingga memudahkan di dalam pengelolaannya. Sebaliknya, limbah industri lebih
sulit pengelolaannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan
zat-zat organic lain yang bersifat toksik.
Volume air limbah yang dihasilkan pada
suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a.
Kebiasaan manusia
Makin
banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang dihasilkan.
b.
Penggunaan system pembuangan kombinasi
atau terpisah
Pada
sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih per
kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume air limbah mencapai rata-rata
25-50 galon per kapita.
c.
Waktu
Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari,
tetapi bervariasi pada waktu dalam sehri dan musim. Di pagi hari, manusia
cenderung menggunakan air , yang menyebabkan aliran air limbah lebih banyak
dibandingkan pada tengah hari yang
volumenya sedikit, dan pada malam hari agak meningkat lagi.
2.3
Karakteristik Air Limbah
Karakteristik air limbah penting untuk
diketahui, karena hal ini akan menentukan pengolahan yang tepat, sehingga tidak
mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Karakteristik
fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air,
sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila
volume suspensi padat kurang dari 100mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan
bila lebih dari 500mg/l disebut kuat.
Terutama
air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, bekas
cucian beras dan sayur, dan sebagainya.
2. Karakteristik
kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung
campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta
bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine, dan
sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basa pada waktu
masih baru, dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi
organik dalam air buangan terdiri dari 2 golongan, yakni:
a. Gabungan
yang mengandung nitrogen, misalnya; urea, protein, atau asam amino.
b. Gabungan
yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, atau karbohidrat.
3. Karakteristik
bakteriologis
Bakteri dalam air limbah berfungsi
untuk menyeimbangkan DO dan BOD. Sedangkan bakteri pathogen banyak terdapat
dari hasil buangan dari peternakan, rumah sakit, laboratorium, sanatorium,
buangan rumah tangga khususnya dari kamar mandi/wc. Kandungan bakteri pathogen
serta organism golongan E. coli terdapat juga dalam air limbah tergantung dari
mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air
limbah. Limbah industri tidak banyak
mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang berhubungan dengan
potensi adanya bakteri diantaranya industri makanan/minuman, pengalengan ikan
dan daging, abbatoir.
Beberapa
mikroorganisme dalam air limbah, antara lain:
1. Kelompok
protista : virus, bakteri, jamur, protozoa
2. Kelompok
tanaman dan bintang :algae, cacing
2.4
Parameter Air Limbah
Berikut
adalah parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah.
1. Kandungan
zat padat (total solid, suspending solid, dissolved solid)
2. Kandungan
zat organik
3. Kandungan
zat anorganik (mis; P, Pb, Cd, Mg)
4. Kandungan
gas (mis: O2, N, CO2)
5. Kandungan
bakteri (mis: E.coli)
6. Kandungan
pH
7. Suhu
Pengukuran kadar
oksigen dalam air limbah
Berikut
beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dalam air limbah.
1.
Chemical
oxygen demand (COD)
COD adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimiawi, baik .ang
dapat didekomposisi secara biologis maupun yang sukar didekomposisi secara
biologis. Oksigen yang dikonsumsi setara jumlah dikromat yang diperlukan untuk
mengoksidasi air sampel.
2.
Biochemical
oxygen demand (BOD)
BOD adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan proses dekomposisi aerobik terhadap
bahan organic dari larutan, di bawah kondisi suhu tertentu (umumnya 20o)
dan waktu tertentu (umumnya 5hari).
Hasil pengukuran BOD dapat dinyatakan dalam mg/l. Kebutuhan BOD
bervariasi antara 100-300 mg/l .Apabila hasil pengukuran menunjukkan angka
lebih dari 300mg/l, BOD dinyatakan kuat, sedangkan bila kurang dari 100mg/l
disebut lemah.
3. Dissolved
Oxygen (DO)
DO adalah banyaknya oksigen yang
terkandung di dalam air dan diukur dalam satuan milligram per liter. Oksigen
terlarut ini digunakan sebagai tanda derajat pengotoran limbah yang ada.
Semakin besar oksigen terlarut, maka menunjukkan derajat pengotoran ytang
relative kecil.
4. Hardness
(kesadahan)
Kesadahan adalah gambaran kation logam
ekivalen yang terdapat dalam air. Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun
membentuk endapan maupun anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk
endapan atau karat pada peralatan logam.
5. Settleable
solid
Adalah
lumpur yang mengendap dengan sendirinya pada kondisi yang tenang selama 1 jam secara gaya beratnya sendiri.
2.5 Dampak Pembuangan Air Limbah
Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang
benar tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak
tersebut antara lain:
1)
Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit
penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air
limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air
limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector
penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain) .
2)
Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air
permukaan (misalnya sungai dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air
permukaan tersebut. Sebagai contoh, bahan organic yang terdapat dalam air
limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar
oksigen yang terlarut didalam sungai tersebut. Dengan demikian menyebabkan
kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini
akan mengurangi perkembangannya. Adakalanya, air limbah juga dapat merembes ke
dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah
tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan
sesuai peruntukannya.
3)
Gangguan Terhadap Keindahan
Adakalanya air limbah mengandung polutan
yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan.
Contoh : air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan
perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan
terhadap badan air penerima tersebut.
Kadang-kadang air limbah dapat juga
mengandung bahan-bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat
menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.
4)
Gangguan
terhadap kerusakan benda
Adakalanya
air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik
menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat
proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (mis. Pipa saluran air
limbah) dan bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka
biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan
kerugian material.
2.6.
Pengertian
Sampah Organik
Sampah
Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang
oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat,
maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok
kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di
suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa
optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami
pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos
merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami,
alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar
sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian
besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang
berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75%
terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
2.7
Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik
berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, Sampah
organik sendiri dibagi menjadi :
- Sampah organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan
sampah mempunyai kandungan air yang
cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
- Sampah organik kering.
Sementara bahan
yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan
airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau
ranting pohon, dan dedaunan kering.
2.8 Prinsip
Pengolahan Sampah
Berikut adalah
prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip
ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
- Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
Sebisa mungkin
meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
- Menggunakan kembali (bahasa Inggris:
reuse)
Sebisa mungkin
pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
- Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa mungkin,
barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang
bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa
Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang lain.
- Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Teliti barang
yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai
sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
2.9
Pengolahan Sampah
Alternatif Pengelolaan
Sampah
Untuk
menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang
sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan.
Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan
pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali
ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap
sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan
sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada
mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus
meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah
yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau
didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang
tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain
ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut.
Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan
sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin
masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/
mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat
menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan
alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang
tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai
dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
2.10. Mekanisme Pengolahan Limbah
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat
proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat
terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahanyang berbeda juga maka
harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada
tiga yaitu diantaranya :
·
Sistem Balistik.
Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman
·
ukuran / berat /
volume.
·
Sistem
Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnyabarang yang
ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.
·
Sistem Magnetis.
Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yangbersifat agnet, akan
langsung menempel. Misalnya untuk memisahkancampuran logam dan non logam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air
buangan/ air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik
kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan
sebagainya. Sumber air limbah yaitu air limbah rumah tangga, air limbah
industri dan air limbah kotapraja. Karakteristik air limbah ada 3 yaitu:
karakteristik fisik, karakteristik kimia, karakteristik biologi.
Parameter-parameter
yang digunakan dalam air limbah yaitu BOD, COD, DO, hardness, settleable solid,
Total Suspended Solid, Mixed Liquor Suspended Solid, Mixed Liquor Volatile
Suspended Solid. Dampak pengelolaan air limbah antara lain : gangguan
kesehatan, penurunan kualitas lingkungan, gangguan terhadap keindahan, gangguan
terhadap kerusakan benda.
Pengelolaan
air limbah pun dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Dengan cara alamiah
yaitu dengan kolam stabilisasi sedangkan dengan peralatan biasanya dilakukan
pada IPAL, yang prosesnya dapat dikelompokkan menjadi primary treatment,
secondary treatment,dan tertiary
treatment.
3.2 Saran
1)
Pembangunan
instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus dimiliki oleh setiap
industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap air limbah yang dibuang
ke badan air sudah masuk dalam baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemrintah.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 1990.
Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkugan.
Yayasan Mutiara. Jakarta.
Hadiwijoto, S.
1983. Penanganan dan Pemanfaatan
Sampah. Penerbit Yayasan Idayu. Jakarta.
Ife, J. 1995.
Community Development : Creating Community Alternatives – Vision,
Analysis and Practice. Longman Australia Pty. Ltd. Melbourne.
Iriani, K.
Mudikdjo, U. Pelly,
Dartius. 1994. Sistem
Organisasi Pengelolaan
Sampah Pemukiman di Kotamadya Medan. Tesis Program
Pascasarjana IPB. Tidak diterbitkan.
Murtadho, D., dan
S. E. Gumbira.
1988. Penanganan dan Pemanfaatan
Limbah Padat. PT. Melton
Putra. Jakarta
DOWNLOAD FILE DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar