Komunikasi Masyarakat
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi adalah
proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964)
Kesehatan adalah salah
satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor
yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan
penyakit[1]
(Gochman,1988; De Clercq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung
paling tidak komponen : biomedis,personal dan sosiokultural. “ ....keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial, dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan[2].”
Komunikasi merupakan
hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk menyebarluaskan pesan
kepada publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkan kebudayaan pada
masyarakat. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang
kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat
antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau
antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara publik dengan orang
banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi massa.
Dengan demikian
komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu
masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus
merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup
di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi massa adalah
proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan menggunakan
saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media
massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi
massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran[3].
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang diangkat dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Apa
arti dari komunikasi?
2. Bagaimanakah
pandangan terhadap komunikasi masyarakat khususnya dibidang kesehatan ?
3. Sebutkan
dan jelaskan jenis-jenis komunikasi dalam masyarakat?
4. Bagaimana
peran media massa dalam masyarakat?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari makalah daripada makalah ini adalah
1. Dapat mengetahui manfaat komunikasi umum
2. Dapat mengetahui manfaat komunikasi kesehatan masyarakat
3. Dapat mengetahui hal-hal apa yang berhubungan dengan komunikasi
1. Dapat mengetahui manfaat komunikasi umum
2. Dapat mengetahui manfaat komunikasi kesehatan masyarakat
3. Dapat mengetahui hal-hal apa yang berhubungan dengan komunikasi
umum dan komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui peranan dari
komunikasi.
1.4 Manfaat Penulisan
Mafaat
dari penyusunan makalah ini yaitu agar kita dapat mengetahui tatacara
berkomunikasi dengan baik dan benar dari berbagai kalangan, khususnya dalam
kalangan umum dan kalangan kesehatan (Masyarakat). Yang dimana, komunikasi
sangatlah penting untuk proses pertukaran pendapat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Terminologi Komunikasi dan Kesehatan
Menurut Effendi (2005)
komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku baik secara langsung (lisan)
maupun tak langsung[4].
Sebenarnya Istilah
‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin ‘communicatus’ yang
artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk
pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Komunikasi adalah suatu
proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya
dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang
lain (khalayak)[5].
Komunikasi adalah
proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain[6].
Kesehatan adalah salah
satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor
yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan
penyakit (Gochman,1988; De Clercq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus
mengandung paling tidak komponen : biomedis,personal dan sosiokultural. WHO
(1947) menyebutkan“ ....keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental
(rohani), dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit,
cacat dan kelemahan...”
2.2.
Definisi Komunikasi Kesehatan
Proses penyampaian
pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu kepada
komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya
kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh
secara fisik, mental (rohani), dan sosial[7].
Komunikasi Kesehatan
adalah sebuah pendekatan berbagai segi dan disiplin untuk menjangkau pendengar
yang berbeda dan membagi informasi kesehatan dengan tujuan mempengaruhi,
melibatkan, dan mendukung individu, komunitas, tenaga kesehatan, kelompok
khusus, pembuat kebijakan dan masyarakat untuk memperjuangkan, memperkenalkan,
melakukan, atau mempertahankan menjadi kebiasaan, praktis, atau kebijakan yang
pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan hasil-hasil kesehatan.
2.3.
Tujuan Komunikasi Kesehatan
Komunikasi tentu tidak
dilakukan bukan tanpa tujuan. Ada banyak tujuan yang hendak dicapai dengan
melakukan komunikasi. Selain menyampaikan pesan, kegiatan komunikasi memiliki
tujuan lainnya, yakni sebagai berikut:
1. Relay
information – meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepadapihak lain
secara berangkai (hunting).
2. Enable
informed decision making – memberi informasi akurat untuk memungkinkan
pengambilan keputusan.
3. Promote
Healthy behavior – informasi untuk memperkenalkan hidup sehat.
4. Promote
peer information exchange and emotional support – mendukung pertukaran
informasi pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi
kesehatan.
5. Promote
self care – memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
6. Manage
demand for health service – memenuhi permintaan layanan kesehatan.
2.4.
Fungsi Komunikasi Kesehatan
Komunikasi merupakan
hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk menyebarluaskan pesan
kepada publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkankebudayaan pada
masyarakat[8].
Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusiyang kuat di
masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat
antarpribadi,dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau
antarpribadi. Sedangkan kebutuhanuntuk berkomunikasi secara publik dengan orang
banyak, dipenuhi melalui aktivitaskomunikasi massa.
Dengan demikian
komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnyakehidupan suatu
masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus
merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup
di suatulingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi massa adalah
proses penyampaian informasi kepada khalayak massadengan menggunakan
saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak samadengan media massa[9].
Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proseskomunikasi massa
tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.Iklan merupakan berita pesanan untuk
mendorong, membujuk orang agar tertarik pada barangyang ditawarkan. Secara
garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersilyaitu iklan
yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yangkedua
iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan
mengajak,menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non
komersil lebihdikenal dengan iklan layanan masyarakat.
Kontribusinya antara lain:
a. Meningkatkan
kebutuhan terhadap produk/pelayanan
b. Memberitahu
cara pemanfaatan produk/pelayanan secara
benar
c. Merangsang
terjadinya perubahan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan
d. Memberikan
sumbangan terhadap peningkatan kesehatan.
2.5.
Komunikasi Kesehatan Masyarakat
Komunikasi adalah hubungan
kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan
sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia
itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya.
Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda
komunikasi.
2.6.
Hubungan Komunikasi Kesehatan Masyarakat
Hubungan masyarakat (public
relations) mempunyai ruang lingkup (scope) kegiatan yang menyangkut banyak
manusia (public, masyarakat, khalayak), baik di dalam (public intern) dan di
luar (publik ekstern). Humas sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu
keluar memberikan informasi kepada khalayak dan ke dalam menyerap reaksi dari
khalayak. Organisasi atau instansi atau lembaga mempunyai tujuan dan
berkehendak untuk mencapai tujuan itu.
Hubungan masyarakat dalam
suatu organisasi melaksanakan fungsi manajemen. Humas merupakan salah satu
fungsi sebagai unsur pimpinan. Dengan demikian fungsinya adalah untuk
menumbuhkan hubungan yang baik dan serasi antara publik intern dan publik
ekstern dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi.
2.7.Prinsip
Komunikasi Kesehatan
1.
Prinsip yang pertama menyatakan bahwa komunikasi
merupakan proses simbolik. Komunikasi merupakan proses pembentukan simbol.
Simbol dapat berupa huruf, angka, kata , bahasa, penampilan, makanan dan
lain-lain. Dalam bidang kesehatan masyarakat, prinsip komunikasi sebagai proses
simbolik dapat diterapkan pada saat penyuluhan. Penyuluhan hendaknya
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat yang sedang diberi
penyuluhan. Selain itu, proses simbolik yang lain contohnya adalah dandanan.
Pada saat memberi penyuluhan tentang kesehatan, sebaiknya dandanan jangan terlalu mencolok (mewah), namun jangan
juga terlalu biasa saja. Pakaian yang terlalu mewah mendatangkan kesan sombong
bagi masyarakat sehingga mempengaruhi keefektifan penyampaian materi pada saat
penyuluhan. Sedangkan pakaian yang terlalu biasa menimbulkan persamaan antara
orang yang memberi penyuluhan dan orang yang diberi penyuluhan. Sehingga
mungkin orang yang diberi penyuluhan akan menganggap enteng materi penyuluhan
tersebut. Dengan demikian penampilan harus disesuaikan dengan keadaan. Karena
penampilan merupakan suatu simbol, dimana orang atau masyarakat akan memberikan
arti terhadap penampilan seseorang.
2.
Prinsip yang kedua menyatakan bahwa setiap perilaku
memiliki potensi komunikasi. Dalam bidang kesehatan masyarakat, seorang Tenaga
Kesehatan harus paham dengan apa yang dilakukan masyarakat, karena mereka
memiliki body language. Misalnya, disaat menyampaikan informasi
kesehatan, seorang Tenaga Kesehatan harus dapat melihat respon mereka. Apakah
mereka senyum, atau diam saja, atau malah menunjukkan muka yang kurang sedap.
Dengan demikian dapat diketahui tindakan apa yang dapat dilakukan. Misalnya
jika respon audience hanya diam saja atau menunjukkan respon yang kurang baik
seperti menggerutu, bicara sendiri atau memandang dengan tatapan sinis, mungkin
cara penyampaian informasi harus diubah. Menjadi lebih menarik dan menyenangkan
sehingga penyampaian informasi menjadi lebih efektif.
3.
Prinsip yang selanjutnya menyatakan bahwa komunikasi
memiliki dimensi isi dan hubungan. Hal ini berhubungan dengan bagaimana cara
menyampaikan suatu pesan. Ada kalanya satu pesan artinya sama, namun karena
cara menyampaikannya berbeda, pesan tersebut dimaknakan berbeda pula[10].
Contohnya dalam bidang kesehatan masyarakat adalah proses penyampaian informasi
kesehatan kepada anak kecil dan orang dewasa. Seorang Tenaga Kesehatan harus
dapat membedakan pesan kepada anak kecil dan orang dewasa. Misalnya, “adek,
jangan buang sampah sembarangan”, akan berbeda artinya dengan, “bapak, jangan
buang sampah sembarangan”. Anak kecil akan menanggapi perkataan itu mungkin
dengan biasa saja dan mengikuti perintah tersebut yaitu tidak membuang sampah
sembarangan. Namun, orang dewasa atau bapak-bapak akan menanggapi pesan itu
mungkin dengan perasaan negatif. Mungkin merasa dirinya dianggap kurang
disiplin dan dianggap seperti anak kecil. Sehingga si penyampai informasi tersebut
atau Tenaga Kesehatan akan dianggap kurang sopan. Dengan demikian, seorang Tenaga
Kesehatan harus memperhatikan cara penyampaian pesan. Jangan sampai menimbulkan
salah persepsi pada masyarakat.
2.8.
Hal-hal yang Mempengaruhi Komunikasi Kesehatan
1.
Faktor Sender (komunikator), meliputi
ketermpilan, sikap, pengetahuan dan media saluran yang digunakan. Sebagai
pengirim informasi, ide, berita, pesan, komunikator perlu menguasai cara-cara
penyampaian, baik secara tertulis maupun lisan. Sikap komunikator sangat berpengaruh
terhadap komunikan. Keangkuhan dalam komunikasi dapat mengakibatkan informasi
yang diberikan akan ditolak oleh komunikan. Demikian pula ragu-ragu apat
menyebapkan ketidakpercayaan terhadap informasi pesan yang disampaikan.
2.
Faktor Receiver (komunikan),
ketermpilan, sikap, pengetahuan dan media saluran yang digunakan. Keterampilan
komunikan dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang
diberikan akan dapat dengan mudah dimengerti dengan baik jika komunikan
mempunyai keterampilan mendengar dan membaca. Sikap komunikan yang berpengaruh
terhadap efektivitas komunikasi misalkan sikap apriori, meremehkan, dan
berprasangka buruk terhadap komunikator.
Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai
makhluk Tuhan, individu dan sosial budaya. Yang saling berkaitan dimana kepada
Tuhan memiliki kewajiban untuk mengabdi pada Tuhan, sebagai individu harus
memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai makhluk sosial budaya harus
hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan selaras dan saling
membantu. Dalam menjalani kehidupan selaras dengan manusia lain, diperlukan
adanya komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke
penerima melalui saluran atau media. Sehingga terbentuk interaksi dalam
masyarakat yang membentuk suatu sistem sosial.
Interaksi yang terjadi dalam masyarakat melibatkan berbagai
aspek misalnya pendidikan, kebudayaan, keagamaan, kesehatan dan lain-lain.
Aspek yang akan dibahas di artikel ini adalah aspek kesehatan. Khususnya
tindakan pencegahan terhadap penyakit yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
di masyarakat. Masalah kesehatan pada dasarnya merupakan masalah semua manusia.
Karena tidak ada satu manusiapun yang dapat terbebas dari penyakit. Namun,
terkadang ada beberapa orang yang kurang memperhatikan kesehatan sehingga
menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi dirinya maupun orang lain
disekitarnya. Masalah kesehatan juga dapat timbul dari faktor penyakit (agent)
yang dapat menyebabkan seseorang menderita sakit. Oleh karena itu,
diperlukan tenaga ahli dalam bidang kesehatan masyarakat, yang dapat membawa
masyarakat ke hidup yang lebih sehat. Tenaga ahli tersebut salah satunya adalah
sarjana kesehatan masyarakat atau biasa disebut SKM.
Prinsip yang kedua menyatakan bahwa setiap perilaku memiliki
potensi komunikasi. Dalam bidang kesehatan masyarakat, seorang SKM harus paham dengan
apa yang dilakukan masyarakat, karena mereka memiliki body language.
Misalnya, disaat menyampaikan informasi kesehatan, seorang SKM harus dapat
melihat respon mereka. Apakah mereka senyum, atau diam saja, atau malah
menunjukkan muka yang kurang sedap. Dengan demikian dapat diketahui tindakan
apa yang dapat dilakukan. Misalnya jika respon audience hanya diam saja atau
menunjukkan respon yang kurang baik seperti menggerutu, bicara sendiri atau
memandang dengan tatapan sinis, mungkin cara penyampaian informasi harus
diubah. Menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga penyampaian informasi
menjadi lebih efektif.
Prinsip yang selanjutnya menyatakan bahwa komunikasi
memiliki dimensi isi dan hubungan. Hal ini berhubungan dengan bagaimana cara
menyampaikan suatu pesan. Ada kalanya satu pesan artinya sama, namun karena
cara menyampaikannya berbeda, pesan tersebut dimaknakan berbeda pula. Contohnya
dalam bidang kesehatan masyarakat adalah proses penyampaian informasi kesehatan
kepada anak kecil dan orang dewasa. Seorang SKM harus dapat membedakan pesan
kepada anak kecil dan orang dewasa. Misalnya, “adek, jangan buang sampah
sembarangan”, akan berbeda artinya dengan, “bapak, jangan buang sampah
sembarangan”. Anak kecil akan menanggapi perkataan itu mungkin dengan biasa
saja dan mengikuti perintah tersebut yaitu tidak membuang sampah sembarangan.
Namun, orang dewasa atau bapak-bapak akan menanggapi pesan itu mungkin dengan
perasaan negatif. Mungkin merasa dirinya dianggap kurang disiplin dan dianggap
seperti anak kecil. Sehingga si penyampai informasi tersebut atau SKM akan
dianggap kurang sopan. Dengan demikian, seorang SKM harus memperhatikan cara
penyampaian pesan. Jangan sampai menimbulkan salah persepsi pada masyarakat.
Komunikasi juga berlangsung dalam berbagai tingkat
kesengajaan. Hal ini juga termasuk dalam prinsip komunikasi. Kadang seseorang
bermaksud untuk tidak melakukan komunikasi, namun orang lain menganggapnya
melakukan komunikasi. Inilah yang dimaksud komunikasi yang tidak disengaja.
Sedangkan komunikasi yang disengaja, merupakan komunikasi yang real, dimana
adanya timbal balik yang jelas antara komunikator dan komunikan. Prinsip ini
juga penting dalam bidang kesehatan masyarakat. Misalnya, seorang petugas
kesehatan sebelum makan selalu mencuci tangan. Dan hal tersebut diamati oleh
seorang masyarakat yang kebetulan memang memiliki hubungan yang dekat. Pada
awalnya, kegiatan mencuci tangan ini merupakan bentuk rutinitas yang memang
sudah biasa dilakukan sang petugas kesehatan. Namun tanpa sengaja, masyarakat
yang mengamatinya menjadi terpengaruh untuk meniru kegiatan tersebut. Dengan
demikian, hendaknya kesengajaan ini terjadi dalam hal-hal positif yang dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Komunikasi bersifat irreversible yang artinya tidak
dapat kembali. Maksudnya, apa yang telah diucapkan tidak akan bisa ditarik lagi
dan dianggap ucapan itu tidak ada. Mungkin memang kadang terjadi seseorang
menarik kembali ucapannya. Namun, ucapan itu tetaplah pernah diucapkan dan
tidak dapat lenyap begitu saja. Sehingga sebagai seorang SKM, dalam
menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat harus selalu berhati-hati.
Jangan sampai informasi-informasi tersebut disampaikan dengan cara yang kurang
sopan atau mungkin menyakiti hati audience. Sekali hati seseorang terluka, akan
sulit untuk mengobatinya. Dengan demikian untuk mencapai sebuah komunikasi yang
efektif, prinsip yang satu ini juga harus diperhatikan[11].
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai
masalah, khususnya masalah kesehatan. Komunikasi bukan satu-satunya cara untuk
menyelesaikan masalah kesehatan. Memang komunikasi penting dalam menyelesaikan
masalah. Namun komunikasi saja tidak cukup. Perlu adanya tindakan untuk
menyelesaikan masalah. Misalnya, dalam menanggulangi penyakit DBD di masyarakat,
tidak cukup hanya memberikan penyuluhan di puskesmas. Tapi juga harus dilakukan
tindakan seperti melakukan kegiatan 3M secara masal dengan pengawasan dari
petugas kesehatan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi bersifat
prosesual, dinamis dan transaksional. Komunikasi merupakan suatu proses, dimana
proses ini tidak disadari kapan awal dan kapan akhirnya. Komunikasi bersifat
dinamis, artinya komunikasi tidaklah konstan. Tapi melalui tahapan-tahapan dan
perubahan. Komunikasi bersifat transaksional, artinya komunikasi terjadi timbal
balik antara komunikator dan komunikan. Dengan demikian, sebagai seorang SKM,
kita tahu bahwa proses komunikasi tidak hanya terjadi pada saat penyuluhan
saja. Tetapi, akan terus membekas di hati masyarakat. Sehingga, proses
penyampaian informasi harus dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh. Agar
masyarakat dapat benar-benar mengerti maksud dari materi yang disampaikan dan
menerapkan dalam kehidupannya.
Komunikasi dalam
kesehatan hendaknya selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan
disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya
lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian pesan informasi kesehatan.
B.
Saran
Makalah
ini mebahas tentang komunikasi umum dan komunikasi kesehatan yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari, di harapkan setelah membaca makalah ini
untuk dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari cara berkomunikasi yang
baik dalam masyarakat dan memahami cara-cara atau strategi dalam berkomunikasi mengenai
kesehatan khususnya kesehatan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Notoatmodjo,
2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
Fisher, Augrey, 1986, Theories of
Communication (Terjemahan Soejono Trimo), Bandung, Remaja Karya
Green, 1980, Health Education Planning, A
Diagnostic Approach, The John Hopkins University, Maryland, Mayfield Publishing
Company
Effendi,
Saifuddin. 2005, Sikap Manusia, Teori
dan Pengukurannya, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta
Lestari,
Sri. 2009. Gambaran kesehatan Ibu dan Anak dalam bidang komunikasi kesehatan .
Skripsi, FKM USU, Medan
Marhaen
fahar. Ilmu komunikasi teori dan praktek penerbit: Graha Ilmu
Saifulloh
. (2008). Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media
Baskoro,
Anton. 2008. Komunikasi Kesehatan .
Banyu Media, Yogyakarta.
Biancuzzo
M. (2000). Breastfeeding the Newborn. Clinical Strategies for Nurses. 1st ed.
St Louis Missouri: Mosby Inc.
Depkes,
RI, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 450/MENKES/IV/ Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Indonesia,
Jakarta.
Dra.
Hj. Woerjani, M.Pd. ,Dra. Ratnawati T, M.Hum Buku bahan ajar pelayanan prima
Graeff,
AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku
.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ahmad. 2008. Manfaat
IMD.http://myhealthblogging.com/parenting/2008/01/01/
Akhmad
Ali Syaifuddin, 2006, Kesehatan Ibu dan
Anak , MT.Indarti Yogyakarta.
[1] Baskoro,
Anton. 2008. Komunikasi Kesehatan .
Banyu Media, Yogyakarta.
[2] WHO (1997)
[3] Baskoro,
Anton. 2008. Komunikasi Kesehatan . Banyu Media, Yogyakarta.
[4] Effendi, Saifuddin. 2005, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya,
Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta
[5] Hovland, Janis dan Kelley : 1953
[6] Barelson dan Steiner, 1964
[7] Notoatmodjo,
2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
Remaja Karya
[9] Graeff,
AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku
.Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar