Pages

Rabu, 14 Agustus 2013

Komunikasi Masyarakat




Komunikasi Masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964)
Kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit[1] (Gochman,1988; De Clercq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung paling tidak komponen : biomedis,personal dan sosiokultural. “ ....keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan[2].”
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkan kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran[3].


1.2         Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Apa arti dari komunikasi?
2.      Bagaimanakah pandangan terhadap komunikasi masyarakat khususnya dibidang kesehatan ?
3.      Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis komunikasi dalam masyarakat?
4.      Bagaimana peran media massa dalam masyarakat?

1.3       Tujuan
Tujuan dari makalah daripada makalah ini adalah
            1. Dapat mengetahui manfaat komunikasi umum
            2. Dapat mengetahui manfaat komunikasi kesehatan masyarakat
            3. Dapat mengetahui hal-hal apa yang berhubungan dengan komunikasi
                umum dan komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui peranan dari komunikasi.


1.4       Manfaat Penulisan
Mafaat dari penyusunan makalah ini yaitu agar kita dapat mengetahui tatacara berkomunikasi dengan baik dan benar dari berbagai kalangan, khususnya dalam kalangan umum dan kalangan kesehatan (Masyarakat). Yang dimana, komunikasi sangatlah penting untuk proses pertukaran pendapat.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Terminologi Komunikasi dan Kesehatan
Menurut Effendi (2005) komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu  proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan)  maupun tak langsung[4].
Sebenarnya Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin ‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak)[5].
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain[6].
Kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit (Gochman,1988; De Clercq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung paling tidak komponen : biomedis,personal dan sosiokultural. WHO (1947) menyebutkan“ ....keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan...”

2.2. Definisi Komunikasi Kesehatan
Proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial[7].
Komunikasi Kesehatan adalah sebuah pendekatan berbagai segi dan disiplin untuk menjangkau pendengar yang berbeda dan membagi informasi kesehatan dengan tujuan mempengaruhi, melibatkan, dan mendukung individu, komunitas, tenaga kesehatan, kelompok khusus, pembuat kebijakan dan masyarakat untuk memperjuangkan, memperkenalkan, melakukan, atau mempertahankan menjadi kebiasaan, praktis, atau kebijakan yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan hasil-hasil kesehatan.

2.3. Tujuan Komunikasi Kesehatan
Komunikasi tentu tidak dilakukan bukan tanpa tujuan. Ada banyak tujuan yang hendak dicapai dengan melakukan komunikasi. Selain menyampaikan pesan, kegiatan komunikasi memiliki tujuan lainnya, yakni sebagai berikut:
1.      Relay information – meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepadapihak lain secara berangkai (hunting).
2.      Enable informed decision making – memberi informasi akurat untuk memungkinkan pengambilan keputusan.
3.      Promote Healthy behavior – informasi untuk memperkenalkan hidup sehat.
4.      Promote peer information exchange and emotional support – mendukung pertukaran informasi pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi kesehatan.
5.      Promote self care – memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
6.      Manage demand for health service – memenuhi permintaan layanan kesehatan.

2.4. Fungsi Komunikasi Kesehatan
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkankebudayaan pada masyarakat[8]. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusiyang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi,dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhanuntuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitaskomunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnyakehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatulingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massadengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak samadengan media massa[9]. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proseskomunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar tertarik pada barangyang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersilyaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yangkedua iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak,menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non komersil lebihdikenal dengan iklan layanan masyarakat.
Kontribusinya antara lain:
a.       Meningkatkan kebutuhan terhadap produk/pelayanan
b.      Memberitahu cara pemanfaatan produk/pelayanan  secara benar
c.       Merangsang terjadinya perubahan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan
d.      Memberikan sumbangan terhadap peningkatan kesehatan.

2.5. Komunikasi Kesehatan Masyarakat
                   Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.

2.6. Hubungan Komunikasi Kesehatan Masyarakat
                   Hubungan masyarakat (public relations) mempunyai ruang lingkup (scope) kegiatan yang menyangkut banyak manusia (public, masyarakat, khalayak), baik di dalam (public intern) dan di luar (publik ekstern). Humas sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluar memberikan informasi kepada khalayak dan ke dalam menyerap reaksi dari khalayak. Organisasi atau instansi atau lembaga mempunyai tujuan dan berkehendak untuk mencapai tujuan itu.
                   Hubungan masyarakat dalam suatu organisasi melaksanakan fungsi manajemen. Humas merupakan salah satu fungsi sebagai unsur pimpinan. Dengan demikian fungsinya adalah untuk menumbuhkan hubungan yang baik dan serasi antara publik intern dan publik ekstern dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi.

2.7.Prinsip Komunikasi Kesehatan
1.    Prinsip yang pertama menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses simbolik. Komunikasi merupakan proses pembentukan simbol. Simbol dapat berupa huruf, angka, kata , bahasa, penampilan, makanan dan lain-lain. Dalam bidang kesehatan masyarakat, prinsip komunikasi sebagai proses simbolik dapat diterapkan pada saat penyuluhan. Penyuluhan hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat yang sedang diberi penyuluhan. Selain itu, proses simbolik yang lain contohnya adalah dandanan. Pada saat memberi penyuluhan tentang kesehatan, sebaiknya dandanan  jangan terlalu mencolok (mewah), namun jangan juga terlalu biasa saja. Pakaian yang terlalu mewah mendatangkan kesan sombong bagi masyarakat sehingga mempengaruhi keefektifan penyampaian materi pada saat penyuluhan. Sedangkan pakaian yang terlalu biasa menimbulkan persamaan antara orang yang memberi penyuluhan dan orang yang diberi penyuluhan. Sehingga mungkin orang yang diberi penyuluhan akan menganggap enteng materi penyuluhan tersebut. Dengan demikian penampilan harus disesuaikan dengan keadaan. Karena penampilan merupakan suatu simbol, dimana orang atau masyarakat akan memberikan arti terhadap penampilan seseorang.

2.    Prinsip yang kedua menyatakan bahwa setiap perilaku memiliki potensi komunikasi. Dalam bidang kesehatan masyarakat, seorang Tenaga Kesehatan harus paham dengan apa yang dilakukan masyarakat, karena mereka memiliki body language. Misalnya, disaat menyampaikan informasi kesehatan, seorang Tenaga Kesehatan harus dapat melihat respon mereka. Apakah mereka senyum, atau diam saja, atau malah menunjukkan muka yang kurang sedap. Dengan demikian dapat diketahui tindakan apa yang dapat dilakukan. Misalnya jika respon audience hanya diam saja atau menunjukkan respon yang kurang baik seperti menggerutu, bicara sendiri atau memandang dengan tatapan sinis, mungkin cara penyampaian informasi harus diubah. Menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga penyampaian informasi menjadi lebih efektif.

3.    Prinsip yang selanjutnya menyatakan bahwa komunikasi memiliki dimensi isi dan hubungan. Hal ini berhubungan dengan bagaimana cara menyampaikan suatu pesan. Ada kalanya satu pesan artinya sama, namun karena cara menyampaikannya berbeda, pesan tersebut dimaknakan berbeda pula[10]. Contohnya dalam bidang kesehatan masyarakat adalah proses penyampaian informasi kesehatan kepada anak kecil dan orang dewasa. Seorang Tenaga Kesehatan harus dapat membedakan pesan kepada anak kecil dan orang dewasa. Misalnya, “adek, jangan buang sampah sembarangan”, akan berbeda artinya dengan, “bapak, jangan buang sampah sembarangan”. Anak kecil akan menanggapi perkataan itu mungkin dengan biasa saja dan mengikuti perintah tersebut yaitu tidak membuang sampah sembarangan. Namun, orang dewasa atau bapak-bapak akan menanggapi pesan itu mungkin dengan perasaan negatif. Mungkin merasa dirinya dianggap kurang disiplin dan dianggap seperti anak kecil. Sehingga si penyampai informasi tersebut atau Tenaga Kesehatan akan dianggap kurang sopan. Dengan demikian, seorang Tenaga Kesehatan harus memperhatikan cara penyampaian pesan. Jangan sampai menimbulkan salah persepsi pada masyarakat.


2.8. Hal-hal yang Mempengaruhi Komunikasi Kesehatan
1.      Faktor Sender (komunikator), meliputi ketermpilan, sikap, pengetahuan dan media saluran yang digunakan. Sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan, komunikator perlu menguasai cara-cara penyampaian, baik secara tertulis maupun lisan. Sikap komunikator sangat berpengaruh terhadap komunikan. Keangkuhan dalam komunikasi dapat mengakibatkan informasi yang diberikan akan ditolak oleh komunikan. Demikian pula ragu-ragu apat menyebapkan ketidakpercayaan terhadap informasi pesan yang disampaikan.
2.      Faktor Receiver (komunikan), ketermpilan, sikap, pengetahuan dan media saluran yang digunakan. Keterampilan komunikan dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang diberikan akan dapat dengan mudah dimengerti dengan baik jika komunikan mempunyai keterampilan mendengar dan membaca. Sikap komunikan yang berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi misalkan sikap apriori, meremehkan, dan berprasangka buruk terhadap komunikator.

Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan, individu dan sosial budaya. Yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan memiliki kewajiban untuk mengabdi pada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai makhluk sosial budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan selaras dan saling membantu. Dalam menjalani kehidupan selaras dengan manusia lain, diperlukan adanya komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima melalui saluran atau media. Sehingga terbentuk interaksi dalam masyarakat yang membentuk suatu sistem sosial.
Interaksi yang terjadi dalam masyarakat melibatkan berbagai aspek misalnya pendidikan, kebudayaan, keagamaan, kesehatan dan lain-lain. Aspek yang akan dibahas di artikel ini adalah aspek kesehatan. Khususnya tindakan pencegahan terhadap penyakit yang dapat menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat. Masalah kesehatan pada dasarnya merupakan masalah semua manusia. Karena tidak ada satu manusiapun yang dapat terbebas dari penyakit. Namun, terkadang ada beberapa orang yang kurang memperhatikan kesehatan sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi dirinya maupun orang lain disekitarnya. Masalah kesehatan juga dapat timbul dari faktor penyakit (agent) yang dapat menyebabkan seseorang menderita sakit. Oleh karena itu, diperlukan tenaga ahli dalam bidang kesehatan masyarakat, yang dapat membawa masyarakat ke hidup yang lebih sehat. Tenaga ahli tersebut salah satunya adalah sarjana kesehatan masyarakat atau biasa disebut SKM.
Prinsip yang kedua menyatakan bahwa setiap perilaku memiliki potensi komunikasi. Dalam bidang kesehatan masyarakat, seorang SKM harus paham dengan apa yang dilakukan masyarakat, karena mereka memiliki body language. Misalnya, disaat menyampaikan informasi kesehatan, seorang SKM harus dapat melihat respon mereka. Apakah mereka senyum, atau diam saja, atau malah menunjukkan muka yang kurang sedap. Dengan demikian dapat diketahui tindakan apa yang dapat dilakukan. Misalnya jika respon audience hanya diam saja atau menunjukkan respon yang kurang baik seperti menggerutu, bicara sendiri atau memandang dengan tatapan sinis, mungkin cara penyampaian informasi harus diubah. Menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga penyampaian informasi menjadi lebih efektif.
Prinsip yang selanjutnya menyatakan bahwa komunikasi memiliki dimensi isi dan hubungan. Hal ini berhubungan dengan bagaimana cara menyampaikan suatu pesan. Ada kalanya satu pesan artinya sama, namun karena cara menyampaikannya berbeda, pesan tersebut dimaknakan berbeda pula. Contohnya dalam bidang kesehatan masyarakat adalah proses penyampaian informasi kesehatan kepada anak kecil dan orang dewasa. Seorang SKM harus dapat membedakan pesan kepada anak kecil dan orang dewasa. Misalnya, “adek, jangan buang sampah sembarangan”, akan berbeda artinya dengan, “bapak, jangan buang sampah sembarangan”. Anak kecil akan menanggapi perkataan itu mungkin dengan biasa saja dan mengikuti perintah tersebut yaitu tidak membuang sampah sembarangan. Namun, orang dewasa atau bapak-bapak akan menanggapi pesan itu mungkin dengan perasaan negatif. Mungkin merasa dirinya dianggap kurang disiplin dan dianggap seperti anak kecil. Sehingga si penyampai informasi tersebut atau SKM akan dianggap kurang sopan. Dengan demikian, seorang SKM harus memperhatikan cara penyampaian pesan. Jangan sampai menimbulkan salah persepsi pada masyarakat.
Komunikasi juga berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Hal ini juga termasuk dalam prinsip komunikasi. Kadang seseorang bermaksud untuk tidak melakukan komunikasi, namun orang lain menganggapnya melakukan komunikasi. Inilah yang dimaksud komunikasi yang tidak disengaja. Sedangkan komunikasi yang disengaja, merupakan komunikasi yang real, dimana adanya timbal balik yang jelas antara komunikator dan komunikan. Prinsip ini juga penting dalam bidang kesehatan masyarakat. Misalnya, seorang petugas kesehatan sebelum makan selalu mencuci tangan. Dan hal tersebut diamati oleh seorang masyarakat yang kebetulan memang memiliki hubungan yang dekat. Pada awalnya, kegiatan mencuci tangan ini merupakan bentuk rutinitas yang memang sudah biasa dilakukan sang petugas kesehatan. Namun tanpa sengaja, masyarakat yang mengamatinya menjadi terpengaruh untuk meniru kegiatan tersebut. Dengan demikian, hendaknya kesengajaan ini terjadi dalam hal-hal positif yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Komunikasi bersifat irreversible yang artinya tidak dapat kembali. Maksudnya, apa yang telah diucapkan tidak akan bisa ditarik lagi dan dianggap ucapan itu tidak ada. Mungkin memang kadang terjadi seseorang menarik kembali ucapannya. Namun, ucapan itu tetaplah pernah diucapkan dan tidak dapat lenyap begitu saja. Sehingga sebagai seorang SKM, dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat harus selalu berhati-hati. Jangan sampai informasi-informasi tersebut disampaikan dengan cara yang kurang sopan atau mungkin menyakiti hati audience. Sekali hati seseorang terluka, akan sulit untuk mengobatinya. Dengan demikian untuk mencapai sebuah komunikasi yang efektif, prinsip yang satu ini juga harus diperhatikan[11].
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah, khususnya masalah kesehatan. Komunikasi bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah kesehatan. Memang komunikasi penting dalam menyelesaikan masalah. Namun komunikasi saja tidak cukup. Perlu adanya tindakan untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, dalam menanggulangi penyakit DBD di masyarakat, tidak cukup hanya memberikan penyuluhan di puskesmas. Tapi juga harus dilakukan tindakan seperti melakukan kegiatan 3M secara masal dengan pengawasan dari petugas kesehatan. 



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional. Komunikasi merupakan suatu proses, dimana proses ini tidak disadari kapan awal dan kapan akhirnya. Komunikasi bersifat dinamis, artinya komunikasi tidaklah konstan. Tapi melalui tahapan-tahapan dan perubahan. Komunikasi bersifat transaksional, artinya komunikasi terjadi timbal balik antara komunikator dan komunikan. Dengan demikian, sebagai seorang SKM, kita tahu bahwa proses komunikasi tidak hanya terjadi pada saat penyuluhan saja. Tetapi, akan terus membekas di hati masyarakat. Sehingga, proses penyampaian informasi harus dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh. Agar masyarakat dapat benar-benar mengerti maksud dari materi yang disampaikan dan menerapkan dalam kehidupannya.
Komunikasi dalam kesehatan hendaknya selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian pesan informasi kesehatan.

B. Saran
            Makalah ini mebahas tentang komunikasi umum dan komunikasi kesehatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, di harapkan setelah membaca makalah ini untuk dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari cara berkomunikasi yang baik dalam masyarakat dan memahami cara-cara atau strategi dalam berkomunikasi mengenai kesehatan khususnya kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA


Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta

    Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication (Terjemahan Soejono Trimo), Bandung, Remaja Karya

    Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins University, Maryland, Mayfield Publishing Company


Effendi, Saifuddin. 2005,   Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta

Lestari, Sri. 2009. Gambaran kesehatan Ibu dan Anak dalam bidang komunikasi kesehatan . Skripsi, FKM USU, Medan

Marhaen fahar. Ilmu komunikasi teori dan praktek penerbit: Graha Ilmu

Saifulloh . (2008). Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media

Baskoro, Anton. 2008.  Komunikasi Kesehatan . Banyu Media, Yogyakarta. 

Biancuzzo M. (2000). Breastfeeding the Newborn. Clinical Strategies for Nurses. 1st ed. St Louis Missouri: Mosby Inc.

Depkes, RI, 2004.  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450/MENKES/IV/ Tentang Pemberian  ASI Eksklusif Pada Bayi di Indonesia, Jakarta.

Dra. Hj. Woerjani, M.Pd. ,Dra. Ratnawati T, M.Hum Buku bahan ajar pelayanan prima

Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku .Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.


  Ahmad. 2008. Manfaat IMD.http://myhealthblogging.com/parenting/2008/01/01/

Akhmad Ali Syaifuddin, 2006,  Kesehatan Ibu dan Anak ,  MT.Indarti Yogyakarta.




[1] Baskoro, Anton. 2008.  Komunikasi Kesehatan . Banyu Media, Yogyakarta. 

[2] WHO (1997)
[3] Baskoro, Anton. 2008.  Komunikasi Kesehatan . Banyu Media, Yogyakarta. 
[4]    Effendi, Saifuddin. 2005,   Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta
[5]    Hovland, Janis dan Kelley : 1953
[6]    Barelson dan Steiner, 1964
[7] Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
[8]    Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication (Terjemahan Soejono Trimo), Bandung,    
      Remaja Karya

[9] Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku .Yogyakarta :  
   Gadjah Mada University Press.

[10] Ahmad. 2008. Manfaat IMD.http://myhealthblogging.com/parenting/2008/01/01/

[11] Marhaen fahar. Ilmu komunikasi teori dan praktek penerbit: Graha Ilmu


DOWNLOAD FILE DI SINI
KHASANAH ILMU
JUJUR - MUDAH - MURAH
http://khasanahilmuu.blogspot.com/2013/08/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About