SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA DI ACEH
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sarana prasarana olah
raga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam.
Contoh : cymnasium, lapangan permainan, kolam renang, dsb. (Wirjasanto
1984:154). Pengertian sarana prasarana tidak seperti yang di atas, namun ada
beberapa pengertian lain menurut sumber yang berbeda pula. Sarana prasarana
olah raga adalah semua sarana prasarana olah raga yang meliputi semua lapangan
dan bangunan olah raga beserta perkengkapannya untuk melaksanakan program
kegiatan olah raga (Seminar Prasarana Olah Raga Untuk Sekolah dan Hubungannya
dengan Lingkungan (1978).
Sarana prasarana secara
umum banyak diartikan menurut beberapa sumber. Sarana adalah perlengkapan yang
dapat dipindah-pindahkan untuk mendukung fungsi kegiatan dan satuan pendidikan,
yang meliputi : peralatan, perabotan, media pendidikan dan buku (Internet
menurut Asep). Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
mencapai makana dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Sarana prasarana adalah alat secara fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran
(Sagne dan Brigs dalam Latuheru, 1988:13). Dari berbagai definisi menurut para
ahli dapat diartikan bahwa sarana prasarana adalah sumber daya pendukung yang
terdiri dari segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan beserta dengan
perlengkapannya dan memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan kegiatan.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah
yang dapat kita tari dari latar belakang masalah diatas adalah Bagaimana
sebenarnya Sarana dan Prasarana Olahraga di Indonesia Khususnya di di Provinsi
Aceh.
1.3.
Manfaat Penulisan
Adapun Manfaat dari
penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui tentang sarana Prasarana
Olahraga di Aceh, agar kita dan pemerintah dapat mengetahui langkah apa dalam
pembangunan sarana dan prasarana Olahraga di Indonesia khususnya di Provinsi
Aceh.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian sarana prasarana umum
Sarana prasarana secara
umum banyak diartikan menurut beberapa sumber. Sarana adalah perlengkapan yang
dapat dipindah-pindahkan untuk mendukung fungsi kegiatan dan satuan pendidikan,
yang meliputi : peralatan, perabotan, media pendidikan dan buku (Internet
menurut Asep). Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
mencapai makana dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Sarana prasarana adalah alat secara fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran
(Sagne dan Brigs dalam Latuheru, 1988:13). Dari berbagai definisi menurut para
ahli dapat diartikan bahwa sarana prasarana adalah sumber daya pendukung yang
terdiri dari segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan beserta dengan
perlengkapannya dan memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan kegiatan.
2.2. Pengertian sarana prasarana olahraga
Sarana prasarana olah
raga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam.
Contoh : cymnasium, lapangan permainan, kolam renang, dsb. (Wirjasanto
1984:154). Pengertian sarana prasarana tidak seperti yang di atas, namun ada
beberapa pengertian lain menurut sumber yang berbeda pula. Sarana prasarana
olah raga adalah semua sarana prasarana olah raga yang meliputi semua lapangan
dan bangunan olah raga beserta perkengkapannya untuk melaksanakan program
kegiatan olah raga (Seminar Prasarana Olah Raga Untuk Sekolah dan Hubungannya
dengan Lingkungan (1978).
Sarana olah raga adalah
sumber daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk dan jenis peralatan serta
perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan olah raga. Prasarana olah raga
adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari tempat olah raga dalam bentuk
bangunan di atasnya dan batas fisik yang statusnya jelas dan memenuhi
persyaratanyang ditetapkan untuk pelaksanaan program kegiatan olah raga
(Kumpulan Makalah Manajemen Olah Raga halaman 38). Dari beberapa pengertian di
atas dapat diartikan bahwa sarana prasarana oloahraga adalah sumber daya
pendukung yang terdiri dari segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan yang
digunakan untuk perlengkapan olah raga. Sarana prasarana olahraga yang baik
dapat menunjang pertumbuhan masyarakat yang baik.
2.3. Sarana prasarana olahraga di indonesia pada
masa sekarang
Keadaan sarana
prasarana olahraga di Indonesia,menurut
pengamatan ada dua faktor yang dapat berdampak positif dalam penyiapan
prasarana olahraga sebagai berikut :
1. Adanya
konsep mengenai Otonomi Daerah yang telah dituangkan dalam Undang-Undang.
2. Adanya
ketentuan bahwa tuan rumah untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) sejak tahun 2000
ditetapakan daerah secara bergantian.
Sarana prasarana yang ada
di Indonesia kurang mendapat perhatian secara khusus dari masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang sangat kompleks. Kenyataannya dapat
dilihat pada ketidak berhasilan Kota Surabaya dalam membangun kawasan “Sport
Complex” baru yang akan digunakan untuk menyelenggarakan PON XV -2000 akibat
keterbatasan biaya. Keterbatasan ini disebabkan oleh krisis moneter yang
terjadi di beberapa Negara Asia. Pelaksanaan ini terpaksa harus dialih kan ke
Stadion Delta yang ada di Sidoarjo. Stadion ini digunakan untuk seluruh
kegiatan PON yang berlangsung, baik upacara pembukaan, penutupan maupun
pertandingan-pertandingan. Jelas dalam hal ini sarana prasarana di Indonesia
sangatlah minim akan semua fasilitasnya.
Pada PON XVI -2004
dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan dan kota Palembang sebagai pusat dari
penyelenggaraan pertandingan. Pada tahun 1978 dibangun Stadion Bumi Sriwijaya
yang pada awalnya direncanakan untuk diklembangkan menjadi Stadion Utama tetapi
pada akhirnya ditetapkan sebagai Stadion Atletik untuk dibangun lintasan
atletik dengan bahan sintetis, sedangkan Stadion Utama direncanakan dibangun di
Seberang Ulu di wilayah Jakabaring. Upaya pembangunan Stadion Utama Jakabaring
di seberang Ulu dimaksudkan untuk mengembangkan kota kea rah selatan di areal
reklamase sesuai dengan rencana Induk Kota yang telah disususn oleh Departemen
Pekerjaan Umum.
Untuk Sport Complex
telah dipersiapkan lahan reklame seluas 50 Ha yang nantinya akan dipakai untuk
lokasi Stadion Utama dan dua buah gedung Olahraga yang dipergunakan untuk Senam
dan cabang olahraga Bulutangkis. Selain itu ada beberapa sarana prasaran aolah
raga outdoor untuk olahraga:voli pantai, soft ball, hoki dan lain-lainyang akan
dapat ditampung. Diseberang kompleks satdion itu, sedang dibangun perumahan
sebanyak 1.000 buah yang nantinya akan digunakan untuk PON XVI -2004 yang
dimanfaatkan untuk tempat tinggal sementara atlit-atlit selama PON berlangsung.
Setelah selesai kegiatan PON, maka perumahan ini akan dijual pada masyarakat
untuk dijadikan pemukiman. Meskipun pembangunan sarana prasarana olahraga
sedikit terhambat namun penggunaan bahan-bahan sarana prasrana olahraga cukup
baik, misalnya saja yang telah disebutkan di atas mengenai penggunaan lantai
dari bahan sintetis.
Kompleks Gelora Bung
Karno di Senayan Jakarta memiliki luas lahan 279 Ha, sebagai areal dengan luas
155 Ha adalah lahan untuk kompleks olahraga yang sampai saat ini masih
merupakan kompleks olahraga yang terlenghkap dan terbesar di seluruh Indonesia.
Pada saat PON di Jakarta pada tahun 1996 didalam kompleks Stadion dapat
diselenggarakan 18 cabang olahraga yang dipertandingkan. Stadion ini sampai
saat ini dari waktu ke watu secara bertahap dikembangkan agar dapat memenuhi
kebutuhan untuk kegiatan-kegiatan olahraga.
Pengembangan dan pembanguna
sarana prasaran olahraga tetap mengikuti perkembangan jaman, beberapa sarana
prasarana olahraga yang telah diikutsertakan dalam kompetisi luar negeri dan
memperoleh penghargaan adalah sebagai berikut :
1. Gedung
Pusat Latihan Bulutangkis, memperoleh IAKS Award pada tahun 1989 intuk kategori
B. “Trainning For Top-level Sport”.
2. Gedung/Lapangan
Menembak, memperoleh “Bronz Award” untuk kategori F. “Trainning and Competition
Facilities for special sport disciplines”
3. Lapangan
Latihan Softball/Baseball, memperileh IOC/IAKS Bronze Award tahun 1999 untuk
kategori F, “Trainning and Competition Facilities for special sport
disciplines”
2.4.
Menciptakan sarana prasarana olahraga yang sesuai dengan
perkembangan
jaman
Kegiatan olah raga
memerlukan ruang untuk bergerak. Kebutuhan ruang untuk bergerak itu ditentukan
dengan standar tuang ruang perorangan. Sarana prasarana olah raga paling
sedikit atau minimal disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang berolah raga
itu sendiri. Sehingga disini kunci dan tujuan sarana prasarana adalah sehingga
media olah raga yang diharapkan dengan adanya sarana penunjang kegiatan olah
raga berjalan dengan baik. Sehingga masyarakat dapat menikmati olahraga dengan
baik dan optimal.
Penggunaan Prasarana
Olah Raga Selalu dikaitkan dengan Kegiatan Olah Raga yang Memiliki Sifat :
1. Horisontal
Dalam arti bersifat
menyebar atau meluas sesuai dengan konsep “Sport for All” atau dengan semboyan
yang kita miliki memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan yang tujuannya untuk
kebugaran dan kesehatan.
2. Vertikal
Dalam arti bersifat
mengarah ke atas dengan tujuan mencapai prestasi tinggi dalam cabang olah raga
tertentu baik tingkat daerah nasional maupun internasional.
Penggunaan Prasarana
Olah Raga Perlu Menyertakan 3 Faktor untuk dapat memnuhi kedua arah tersebut :
3.
Kuantitas
Guna menampung kegiatan
olah raga yang jumlahnya mencukupi sesuai dengan ketentuan seperti yang
ditentukan di dalam pedoman penyiapan prasarana.
4. Kualitas
Guna menampung kegiatan
olah raga prestasi prasaran olah raga yang disiapkan perlu memenuhi kualitas
dengan syarat dan ketentuan masing-masing cabang olah raga :
5.
Memenuhi
Standart Internasional
Kualitas bahan atu material harus memenuhi syarat Internasional.
6. Dana
Untuk menunjang kedua faktor diperlukan
dana yang cukup sehingga cepat disiapkan prasarana yang mencukupi jumlahnya
serta kualitas memenuhi syarat.
Dalam menciptakan sarana prasarana olah
raga yang sesuai dengan perkembangan jaman yakni :
1.
Kuantitas sarana prasarana olahraga harus
diperbanyak. Kualitas harus ditingkatkan agar tidak hanya kuantitas yang
banyak, namun kualitasnya juga baik. Yang terpenting adalah dana, dana harus
dirancang sedemikian rupa agar rencana pembangunan sarana prasaran olahraga
dapat terlaksana dengan optimal.Untuk itu perlu dikembangkangkan ketiga faktor
ini secara serius agar sarana prasarana olahraga di Indonesia sesuai dengan
perkembangan jaman.
2.
Memperhatikan peta kependudukan
Indonesia, kepadatan dan penyebaran penduduknya, karena jumlah kebutuhan
prasarana olah raga harus sesuai dengan jumlah penduduk yang akan
menggunakannya.
3.
Mengacu pada standar kebutuhan prasarana
olahraga sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.
4.
Otonomi Daerah dapat dimanfaatkan dengan
baik yakni harus ada koordinasi agar dapat memberi saran dan pedoman teknis
karena mereka lebih mengetahui bagaimana kondisi daerahnya sehingga dapat
menyempurnakan pengembangan sarana prasarana olahraga yang sesua dengan
perkembangan jaman.
5.
Adanya koordinasi antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah agar dapat saling memberi masukan baik yang
bersifat teknis maupun non teknis dan bekerjasama membangun sarana prasarana
olahraga yang sesuai dengan perkembangan jaman.
2.5.
Fungsi Dan Manfaat Sarana Dan Prasarana Olahraga
Sarana dan prasarana olahraga
merupakan modal utama dalam penyelenggaraan kegiatan olahraga, melalui
peningkatan ketersediaan fasilitas olahraga yang berkualitas baik dan memadai
dalam artian harus di sesuaikan dengan standart keutuhan ruang perorangan.
Sarana dan prasarana olahraga
adalah daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk jenis peralatan dan
tempat berbentuk bangunan yang di gunakan dalam memenuhi prasaratan yang di
tetapkan untuk pelaksanaan program olahraga.
Fungsi sarana dan prasarana
olahraga adalah sebagai pendukung pelaksanan suatu kegiatan terutama dalam
pengajaran olahraga. Manfaat sarana dan prasarana olahraga adalah dapat
meningkatkan kualitas kesehatan dengan pemakaian alat dan tempat olahraga dengan
benar.
F. Sarana dan Prasarana Olahraga Yang
ada di Provinsi Aceh
a) Stadion Harapan Bangsa
Stadion Harapan Bangsa
atau Stadion Lhong Raya adalah sebuah stadion sepak bola di Kota Banda Aceh,
NAD, yang juga merupakan markas klub sepak bola Persiraja Banda Aceh dan Atjeh
United FC yang bermain di Liga Primer Indonesia tahun 2011/2012. Stadion ini
direnovasi setelah bencana Gempa bumi Samudra Hindia 2004. Stadion Harapan
Bangsa memiliki kapasitas 45000 tempat duduk. Stadion kebanggaan Tanah Rencong
ini sempat menjadi salah satu stadion Termegah di Indonesia tahun 2000 namun
akibat kurangnya perawatan di stadion ini dan Terjadinya Gempa Tsunami membuat
julukan itu menjadi hilang.
b) Stadion H Dimurtala
Stadion H. Dimurthala
Lampineung adalah sebuah stadion yang terletak di Gampong Lampineung, Kecamatan
Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Indonesia. Stadion ini dinamakan seperti nama
legenda Persiraja Banda Aceh, H. Dimurthala atau lebih dikenal dengan nama Bang
Mur dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola dan merupakan markas
dari klub sepak bola Persiraja Banda Aceh. Stadion ini memiliki kapasitas
20.000 orang.
c) Gedung Koni
Ia menjelaskan besaran
dana yang digelontorkan oleh Pemerintah Aceh ke KONI tidak seimbang dengan
prestasi yang ditunjukkan. "KONI sebagai induk olahraga yang menaungi
Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang-cabang olahraga kita nilai hari ini gagal
memperlihatkan fungsi pembinaannya," ujarnya.
d) Kolam Renang Tirta Raya Banda Aceh
BANDA ACEH - Kondisi Kolam Renang Tirta Raya di
Jalan H Murthala, Kota Banda Aceh, makin memprihatinkan akibat belum
dioperasikan. Bahkan, di dalam kolam renang dengan lantai mulai berlumut itu
sudah ada ikan mujahir yang bebas berenang. Kondisi ini tentu sangat ironi,
karena Tirta Raya memiliki fasilitas kolam renang dan kolam loncat indah
berstandar nasional, setelah mengalami masa rehabilitasi oleh BRR, yang
menghabiskan anggaran Rp 6 miliar.
e) Pacuan Kuda Gayo
Menurut riwayatnya sebagaimana ditulis oleh a.r.
Hakim aman pinan dalam buku “pesona tanoh gayo,” pacuan kuda sebagai sebuah
hiburan rakyat sudah terselenggara sebelum belanda menginjakkan kakinya di bumi
gayo. Pacu kuda di masa itu diselenggarakan pada saat luwes belang yang
bertepatan dengan bulan agustus. Pertimbangannya, dalam bulan agustus, cuaca
cukup mendukung karena berada dalam musim kemarau.
Awalnya, pacuan kuda diselenggarakan di kampung
bintang, tepatnya dari menye yang jaraknya sekitar 1,5 km. Arena pacu tepat di
tepi pantai, sisi barat berbatas dengan danau laut tawar sementara sisi timur
dipagar dengan geluni. Waktu penyelenggaraannya dimulai pukul 08.00 wib sampai
pukul 10.00 wib, kemudian dilanjutkan setelah shalat ashar sampai pukul 18.00
wib. Yang terkesan istimewa dengan pacuan kuda di kampung bintang adalah
persyaratan joki, mereka tidak dibenarkan menggunakan baju alias telanjang
dada.
Lalu apa yang diperoleh para pemenang waktu itu?
Tidak ada hadiah, hanya ”gah” atau marwah yang dipertahankan. Kemenangan yang
diperoleh tersebut dilanjutkan dengan perayaan dan syukuran oleh penduduk
setempat dengan sistem berpegenapen yaitu saling sumbang menyumbang untuk biaya
perayaan kemenangan tersebut. Kemudian, sekitar tahun 1912, pemerintah kolonial
belanda melihat pacuan kuda dapat menjadi media untuk menyatukan rakyat, lantas
mereka memindahkan pacuan kuda ke takengon, tepatnya di blang kolak yang
sekarang bernama lapangan musara alun. Acara pacuan kuda yang diselenggarakan
oleh kolonial belanda dikaitkan dengan hari ulang tahun ratu wilhelmina.
Supaya event tersebut meriah, oleh pemerintah
kolonial disediakan biaya makan kuda, hadiah dan piagam kepada para juara.
Tradisi memberikan hadiah berlanjut sampai hari ini. Sistem dan aturan pacuan
kuda di blang kolak juga berubah. Arena pacu dibuat oval yang diberi pagar dari
radang (rotan). Para joki yang sebelumnya mengendarai kuda dengan bertelenjang
dada, maka di arena pacu blang kolak kepada para joki diberi baju warna warni.
Kemudian, kuda-kuda yang dibolehkan bertanding bukan hanya dari kampung
bintang, tetapi juga kuda-kuda dari seluruh wilayah onder-afdeling takengon dan
daerah lainnya. Menyangkut dengan penonton, tidak ada pembatasan, ada
anak-anak, pria maupun wanita sehingga pacuan kuda menjadi hiburan rakyat. Yang
pasti, pada akhirnya pacu kuda menjadi tradisi dan bagian hidup dari rakyat
aceh tengah.
Tahun ini, pacuan kuda akan diselenggarakan pada
hari hut kemerdekaan ri, bulan agustus, di lapangan blang bebangka (kurang
lebih 5 km dari kota takengon). Kuda-kuda yang menjadi peserta lomba juga sudah
bervariasi, disamping kuda lokal (ukurannya kecil hampir seperti kuda poni) ada
juga kuda peranakan yang tinggi badannya mencapai 1,70 cm
f. Lapangan Sintesis lhong raya
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Sarana prasarana olah
raga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam.
Contoh : cymnasium, lapangan permainan, kolam renang, dsb.
Sarana adalah segala
sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai makana dan tujuan. Prasarana
adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sarana prasarana adalah alat secara
fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran.
Sarana dan prasarana olahraga
merupakan modal utama dalam penyelenggaraan kegiatan olahraga, melalui
peningkatan ketersediaan fasilitas olahraga yang berkualitas baik dan memadai
dalam artian harus di sesuaikan dengan standart keutuhan ruang perorangan.
Sarana dan Prasarana Olahraga Yang
ada di Provinsi Aceh
a)
Pacuan Kuda Gayo
b)
Kolam Renang Tirta Raya Banda Aceh
c)
Gedung Koni
d)
Stadion H Dimurtala
e)
Stadion Harapan Bangsa
f) Lapangan Sintesis lhong raya
DAFTAR
PUSTAKA
Harrison & Balkemore, 1989. Instructional Strategis, second edition WM.
C.Brown Publisher All Rights
Rusli Lutan. (1988).
Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta:
Dirjen Dikti-Depdikbud.
Giriwijoyo, Santosa. (1991) Ilmu Faal Olahraga.
Bandung : Ikip Bandung.
Giriwijoyo, Santosa. (2004). Fasuilitas Olahraga.
Bandung : FPOK – UPI.
Rusli Lutan. (1993).
Hakekat dan Karakteristik Penjaskes dalam Kurikulum D-II PGSD. Jakarta:
Dirjen Dikti-Depdikbud.
Rusli Lutan. (1998).
Perencanaan dan Pembangunan Sarana Olahraga. Jakarta: Depdikbud-Dikdasmen.
Agus Mahendra (2006). Sarana dan Prasarana Olahraga.
FPOK UPI. Modul Pembelajaran Prodi
PJKR. Tidak diterbitkan
DOWNLOAD FILE DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar