Struktur kurikulum khususnya yang ada di MIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di
dalam sesuatu aktiviti pengajaran dan pembelajaran , terdapat beberapa
soalan yang berkaitan sering ditimbulkan . yang pertama , “ siapa
mengajar ?”. Memangnya , yang mengajar ialah guru . Yang kedua ,” mengajar
siapa ?”. Jawapan untuk soalan ini memangnya ialah murid . Yang ketiga , “
bagaimana mengajar ?”. Soalan ini melibatkan kaedah dan teknik mengajar .
Soalan ini adalah berkaitan dengan
kurikulum dan bahan bantuan pengajaran yang akan dibincangkan selanjutnya
.
Kurikulum
dan bahan bantuan pengajaran , dikenali pula sebagai isi kandungan pendidikan
atau pengajaran dan pembelajaran , merupakan
hasilan kebudayaan intelek , dan pengalaman manusia berlandaskan
teori epistemology yang dikemukakan dari
semasa ke semasa , dan melalui pengajaran guru , mengisi jiwa kognitif
kanak-kanak dan remaja , agar membolehkan pertumbuhan dan perkembangan mereka
secara licin dan tanpa gangguan .
Mengikut
Kamus Dwibahasa (1992) , perkataan “kurikulum” diertikan sebagai bidang
pelajaran di sekolah .
Jika
di tinjau dari sejarah , perkataan kurikulum berasal dari perkataan latin
“curriculum” yang bermaksud ruang tempat dimana pembelajaran berlaku .
Perkataan ini telah digunakan sejak zaman Plato , kira-kira tahun 400 SM
. pada masa itu , kanak-kanak
Yunani di Bandar Athens telah
mengikuti satu kurikulum pendidikan .
Mengikut rekod sejarah , pada zaman itu
, kanak-kanak yunani belajar membaca , menulis da mengira , muzik dan jimnastik
mulai umur 7 tahun . Apabila sampai umur
baligh hingga 17 tahun , mereka dikehendaki belajar sastera , nahu , retorika , matematik
, geografi , kewarganegaraan dan cara bermain alat muzik . Bagaimanapun , pada
zaman keemasan yunani tersebut , peluang pendidikan terlalu terhad . Hanya
kanak-kanak lelaki , khususnya daripada golongan atasan sahaja yang berpeluang
belajar di sekolah . Malah , kurikulum yang digubal pun tidak begitu sistematik
dan canggih seperti masa sekarang .
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
yang didapatkan dari latar belakang masalah diatas adalah Bagaimana sebenarnya
Struktur kurikulum khususnya yang ada di MIN ?
1.3. Manfaat
Penulisan Makalah
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk kita mengetahui apa itu
struktur kurikulum yang khususnya ada di MIN serta kekurangnnya agar dapat kita
ambil kebijaka perubahan kurikulum yang ada sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Kurikulum
A. Pengertian
Dalam
bahasa l;atin kurikulum berarti”lapangan pertandingan”(race course)yaitu arena
tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish, Baru pada tahun 1955istilah
kurikulum dipakai dalam bidamg pendidkan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum
mempunyia berbagai macam arti,yaitu:
1. Kurikulum diartikan sebagai rencana
pelajaran
2. Pengalaman belajaryang diperoleh murid
dari sekolah
3. Rencana belajar murid
Menurut
UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai
isi dan bahan pelajaran, sertacara yang digunknnya dalam menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar. Bayak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti
kurikulum sebenarny6a adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan
melakukan brrbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses
kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi denagn lingkungan fisik seperti
gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar
mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan
B. Kurikulum
dan Pengajaran
Pengertian
kurikulum yang sangat luas pada akhirnya dapat membingungkan para guru dalam
mengembangkan kurikulum sehingga akan menyulitkan dalam perencanaan
pengajarannya.
Menurut
Ralph.W.Tyler, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses
pengembangan kurukulum dan pengajaran yaitu:
1. Tujuan apa yang hendak di capai?
2. pengalaman belajar apa yang perlu di siapkan untuk
mencapai tujuan?
3. bagaimana pengalaman belajar itu di organisasikan
secara efektif?
4. bagaimana menentukan keberhasilan pencapaian tujuan?
Jika
kita mengikuti pandangan Tyler, maka pengajaran tidak terbatas hanya pada
proses pengajaranterhadap satu bahan tertentu saja, melainkan dapat pula
diterapkan dalam pengajaran untuk satu bidang studi / pengajaran di sekolah.
Demikian pula
kurikulum dapat dikembangkan untuk kurikulum suatu sekolah bidang studi atupun
kurikulum untuk suatu bahan pelajaran tertentu.
C. Komponen-Komponen
kurikulum
1.
Tujuan, Yaitu
arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaran pendidikan
2.
Isi Kurikulum,
Yaitu pengalaman belajar yang di peroleh murid di sekolah.pengalaman-pengalaman
ini di rancang dan di organisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh
murid sesuai denagn tujuan
3.
Metode proses
belajar mengajar yaitu cara muri memperolehpengalaman belajaruntuk mencapai
tujuan
4.
Evaluasi yaitu
cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin di tuju dapat tercapai atau
tidak.
2. Fungsi
dan Cara Mengembangkan Kurikulum
Fungsi
kurikulum ialah sebagai pedoman bagi guru dalam nelaksanakan tugasnya. Selain
itu kurikulum berfungsi sebagai:
v Preventif yaitu agar guru terhindar dari melakukan
hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan kurikulum
v Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi
pedoman dalam membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpng dari yang telah
digariskan dalam kurikulum
v Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan
dan mengembangkan pelaksanaannya asalkan arah pngembangannya mengacu pada
kurikulum yang berlaku
Setelah
itu kita perlu mengetahui langkah-langkah pengembangan kurikulum,yaitu sebagai
berikut:
1. Menentukan tujuan, Rumusan tujuan di buat berdasarkan
analisis terhadap berbagai tuntutan kebutuhan dan harapan
2. Menentukan isi, merupakan materi yang akan di berikn
kepada murid selama mengikuti proses pendidikan belajar mengajar
3. Merumuskan kegiatan belajar mengajar, Hal ini
mencakuppenentuan metode dan keseluruhan proses belajar mengajar yang
diperlukan untuk mencapai tujuan
4. Mengadakan evaluasi
D. Landasan Dan Tingkatan Dalam Pengembangan
Kurikulum
1. Landasan
Pada
umumnya dalam membina kurikulum kita dapat berpegang pada asas-asas berikut:
a)
Asas filosofis
Landasan
filosifis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, karena
filsafat merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat, dan bangsa.
Dalam
kaitannya dengan pendidikan filsafat memberikan arah pendidikan seperti hakikat
pendidikan, tujuannya, dan bagaiman cara mencapai tujuan. Oleh karena itu,wajar
apabila kurikulum senantiasa bertalian erat dengan filsafat pendidikan, karen
afilsafat mementukan tujuan yang hendak dicapai dengan alatyang di sebut
kurikulum.
b)
Asas psikologis
Asas
ini berkenaan dengan perilaku manusia. Landasan psikologis berkaitan dengan
cara peserta didik belajar, dan faktor apa yang dapat menghambat kemauan
belajar mereka selain itu psikologis memberikan landasan berpikir tentang
hakikat proses belajar mengajar dan tingkat-ingkat perkembanganpeserta didik.
Kurikulum pada dasarnya disusun agar peerta diik dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran yang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan peserta didik sebagai peserta utama dlm proses belajar
mengajar akan lebih meningkatkankeberhasilan kurikulum, daripada kurikulum yang
mengabaikan faktor psiklogis peserta didik.
c)
Asas sosiologis
Asas
ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi individu dan
rekontruksi masyrakat, Landasan sosial budaya ternyata bukan hanya semata-mata
digunaka dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional, melainkan juga
bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingakt sekolah atau bahka tingkat
pengajaran
d)
Asas Organisatoris
Asas
ini berkenaan dengan organisasi kurikulum.Dilihat dari organisasinya ada tiga
tipe bentuk kurikulum:
1.
Kurikulum yang
berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah(separated subject
curriculum)
2.
Kurikulum yang
berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-hubungkan(Correlated
curriculum)
3.
Kurikulum yang
terdiri dari peleburan semua/ hampir semua mata pelajaran(integrated
curriculum)
4.
Prinsip yang
Dianut dalam Pengembangan Kurikulum
Ada
sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum,diantaranya:
a.
Prinsip
relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan
kebutuhan dan kehidupan peserta didik
b.
Prinsip
efektifitas, Berkaitan dengantingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum
c.
Prinsip
efisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana
yang dipakai dengan hasil yang diperoleh
d.
Prinsip
kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjangpendidikan disusun
secara berkesinambungan
e.
Prinsip
Fleksibilitas,disamping program yang berlakuuntuk semua anak terdapat pula
kesempatan bagi amak mengambil program-program pilihan
f.
Prinsip
integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara berbagai program
pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu
3. Tingkatan
dalam Pengembangan Kurikulum
a. Pengembangan tingkatan institusional Meliputi
kegiatan pengembangan tujuan-tujuan institusional dan struktur program.
b. Pengembangan tingkatan bidang studi / mata pelajaran
Setelah
bidang-bidang studi di tentukan langkah selanjutnya ialah mengembangkan
GBPP,dengan menempuh langkah sebagai berikut:
1.
Menetapkan
tujuan-tujun kurikuler dan tujuan intruksional umumtiap bidang studi
2.
Mengidentifikasi
topik-topik /pokok bahasan yang diperkirakandapat dijadikan sebagai bahan untuk
dipelajari oleh murid agar mencapai tujuan yang telah dirumuskan
3.
Memilih
topik-topik yang paling relevan, fungsional,efektif dan kemperhensif bagi
pencapaian tujuan yang telah din identifikasikan
4.
Memetapkan
metode dan sumber belajar untuk tiap kelompok pokok bahasan
E. Pengembangan tingkat operasional / kelas
Uraian
tentang pengembangan tingkat operasional ini lebih di tekankan pada usaha guru
dalam mengembangkan lebih lanjut GBPP.
F.
Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip
dasar kurikulum merupakan aspek yang harus dikuasai dan diperhatikan dalam
pembinaan dan pengembangan kurikulum, sehingga sekolah memiliki program
pendidikan yang sesuai falsafah hidup, kondisi dan kebutuhan siswa serta sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
1.
Pendekatan
Pengembangan Kurikulum
Yang dimaksud dengan
pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara-cara yang dapat ditempuh atau
dilakukan dalam mengembangkan kurikulum. Prof. Winarno Syrachmad (1977 ; 28)
mengemukakan dua pendekatan dalam pengembangan kurikulum yaitu “pendekatan yang
beorientasi pada bahan pelajaran dan pendekatan yang beorientasi pada tujuan
pendidikan”.
Untuk mengetahui lebih
jelas kedua pendekatan di atas, diuraikan di bawah ini sebagai berikut :
2.
Pendekatan
yang berorientasi pada bahan pelajaran
Pendekatan yang berorientasi pada bahan
pelajaran dilakukan, apabila bahan pelajaran dalam suatu kurikulum sudah tidak
sesuai dengan tujuan pendidikan, tidak sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
siswa dan atau sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
Untuk mengubah isi kurikulum dab bahan pelajaran ada beberapa cara yang dapat
ditempuh yaitu :
1) Prosedur
mengganti buku pelajaran
2) Prosedur
meninjau pendapat-pendapat
3) Prosedur
meninjau kekurangan-kekurangan
4) Prosedur
laisser faire
5) Prosedur
tambal sulam
6) Prosedur
analisa aktivitas orang dewas
7) Prosedur
fungsi sosial
8) Prosedur
kebutuhan pemuda.
3.
Pendekatan
yang beorientasi pada tujuan
Pendekatan yang berorientasi pada tujuan pengajaran
timbul dalam penyusunan kurikulum dengan rumusan pertanyaan : Tujuan apakah
yang yang ingin dicapai atau diharapkan dimiliki setelah menyelesaikan
kurikulum ini?Sebagai jawaban pertanyaan pertanyaan di atas, kemudian
dirumuskanlah tujuan-tujuan pendidikan atau pengajaran yang diharapkan yang
dimiliki murid. .
Tujuan pendidikan itu harus dianalisa, dari mulai
rumusan tujuan. Pendidikan secara umum sampai kepada tujuan khusus, sehingga
memudahkan guru dalam menganalisa hasil-hasil yang telah dicapai murid setelah
kegiatan belajar
Tokoh pendidikan yang bernama Herbert Spencer (1959)
menganalisa tujuan pendidikan kepada :
1. Self
preservation, ia harus sanggup menjaga diri agar melakukan kegiatan demi
kelangsungan hidup.
2. Securing
the necessities of life, ia harus sanggup mencari nafkah.
3. Rearing
a family, ia harus sanggup mendidik keluarga.
4. Maintaining
propersocial and political relationship, ia harus memelihara hubungan baik
dengan masyarakat dan negara.
5. Enjoying
leisure time, ia harus sanggup menikmati waktu senggang.
Usaha menganalisa tujuan pendidikan ini, dilakukan pula
oleh ahli pendidikan lainnya, misalnya Franklin Babbit merumuskan 300 tujuan
khusus dalam mata pelajaran berhitung. Sedangkan billings berhasil merumuskan
880 tujuan khusus dalam bidang studi ilmu pengetahuan sosial.
Selanjutnya ditetapkanlah pokok-pokok bahan pelajaran
atau isi kurikulum dan kegiatan belajar mengajar, yang kesemuanya diarahkan
mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.
Penggunaan pendekatan yang berorientasi kepada tujuan
penmgajaran ini, mungkin dirasakan terdapat kesukaran-kesukaran dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan, apalagi bila tujuan-tujuan tersebut harus
dijabarkan kepada tujuan yang lebih khusus.
Adapun kelebihan dari pendekatan yang berorientasi pada
tujuan ini dapat dilihat sebagai berikut :
- Tujuan
yang ingin dicapai jelas,
- Tujuan
yang jelas tersebut akan memberikan arah dalam menetapkan bahan-bahan,
metode, jenis kegiatan, dan alat yang diperlukan guna mencapai tujuan.
- Tujuan-tujuan
yang jelas tersebut akan memberikan arah di dalam mengadakan penilaian
terhadap hasil yang dapat dicapai.
- Hasil
penilaian yang terarah tersebut, akan membantu penyusunan kurikulum di
dalam mengadakan perbaikan-perbaikian yang diperlukan.
Atas dasar uraianh di atas, tampak pendekatan yang
berorientasi pada tujuan (out put oriented) lebih besar manfaatnya, jika
dibandingkan pendekatan pada bahan pelajaran.
G.
Struktur Kurikulum di Min
Struktur kurikulum
merupakan pola dan susunan mata peljaran yang harus ditempuh oleh peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum tiap mata pelajaran
dituangkan dalam bentuk Kompetensi (Stanar Kompetensi dan Kompetensi Dasar)
yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1)
menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas komponen mata
pelajaran, komponen muatan lokal dan komponen pengembangan diri:
a. Komponen Mata Pelajaran
Komponen mata pelajaran
terdiri dari lima kelompok mata pelajaran, yaitu :
a) Kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
b) Kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
c) Kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dimaksudkan untuk mengenal,
menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
d) Kelompok
mata pelajaran estetika, dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
e) Kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan, dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
b. Komponen Muatan Lokal
Muatan lokal
dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas
madrasah dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada
c. Komponen Pengembangan Diri
Pengembangan diri
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
d.
Struktur
Kurikulum di MIN
Struktur Kurikulum MI
|
|||||
K o m p o n e n
|
Kelas dan Alokasi Waktu
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV, V, dan VI
|
||
A. Mata Pelajaran
|
|
|
|
|
|
1. Pendidikan Agama Islam
|
|
|
|
|
|
a. Al Qur’an Hadits
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
b. Aqidah Akhlaq
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
c. Fiqh
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
d. SKI
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
3. Bahasa Indonesia
|
5
|
5
|
6
|
6
|
|
4 Bahasa Arab
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
5. Matematika
|
5
|
5
|
6
|
6
|
|
6. Ilmu Pengetahuan Alam
|
3
|
3
|
5
|
5
|
|
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
2
|
2
|
3
|
3
|
|
8. Seni Budaya dan Keterampilan
|
4
|
4
|
4
|
4
|
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
4
|
4
|
4
|
4
|
|
B. Muatan Lokal *)
|
|
|
|
|
|
a. Bahasa Jawa
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
b. Baca Tulis
Al Qur’an
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
c. Bahasa
Inggris
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
d. Teknologi Informasi dan Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
C. Pengembangan Diri
|
|
|
|
|
|
1.Praktek Ibadah
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
J u m l a h
|
43
|
43
|
48
|
48
|
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Pengembangan
kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan,
penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun
kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan
untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha
mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi
kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan
seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program
yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam
pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang,
seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Prinsip
dasar pengembangan kurikulum merupakan aspek yang harus dikuasai dan
diperhatikan dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum, sehingga sekolah
memiliki program pendidikan yang sesuai dengan falsafah hidup, kondisi dan
kebutuhan siswa serta sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
3.2. Saran
Akhirnya,
dapat ditarik beberapa poin penting sebagai berikut: (1) Kurikulum pendidikan
yang berlaku pada suatu masa sebenarnya telah berusaha mengadopsi semua
kebutuhan belajar siswa. Kurikulum pendidikan senantiasa dilakukan
penyempurnaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam masyarakat dan
melestarikan nilai-nilai budaya bangsa. (2) Suatu kurikulum harus dirancang
secara komprehensif, integratif, berimbang antara berbagai tujuan pendidikan,
dan adaptif serta bervisi kedepan, dan bukan semata-mata karena kepentingan
politis. (3) Kompetensi dapat diartikan sebagai kebiasaan berpikir dan bersikap
sesuai dengan konteks, dan yang diharapkan dari siswa sebagai hasil pendidikan
adalah melakukan sesuatu selain secara kontekstual tetapi juga secara kreatif
yang akan memperkaya khasanah budaya bangsa; (4) Diperlukan kesiapan dan
dukungan baik dari guru, siswa, orang tua dan masyarakat dan pemerintah dalam
mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan dalam sistem persekolahan. (5) Era
globalisasi yang ditandai dengan persaingan bebas antar-negara harus diimbangi
dengan penerapan kurikulum yang menekankan pentingnya sikap kemandirian bangsa
dalam membangun peradaban bangsa sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka Abdul Aziz,”Membangun
Karakter Bangsa”Pustaka Al Mawardi.Surakarta,2011
Heri Gunawan, S.Pd.I.,
M.Ag.” Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi” Alfabeta,Bandung,2011
John Mccain,Mark
salter,”Karakter-Karakter yang Menggugah Dunia”Gramedia Pustaka Utama”Jakarta
2009
Supriyoko,Pendidikan
Karakter Membangun Peradaban,Samudera Biru, Jakarta2011
Sutarjo
Adisusilo,”Pembelajaran Nilai Karakter”,Rajagrafindo, Jakarta,2012
Yoyon Bahtiar
Irianto,Kebijakan Pembaharuan Pendidikan,Rajawali Press,Jakarta,2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar