Pages

Minggu, 20 Januari 2013

Makalah - Berita Berpidato



BERITA BERPIDATO


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato.
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang berpidato dengan yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang berpidato (pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya, agar tercapai apa yang diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang cukup, keberanian dan ketabahan mental yang kuat, disamping telah memahami tehnik dan pedoman berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato yang baik maka yang bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih diri dengan serius. Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitan dengan pidato yakni pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato, kerangka susunan pidato, langkah-langkah penyusunan pidato, persiapan sebelum melakukan pidato, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berpidato.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka dapat kita tarik rumusan masalahnya sebagai berikut : Definisi pidato beserta aspek-aspeknya, perbedaan antara pidato dengan ceramah, beserta contoh-contohnya, menulis pidato dan ceramah serta meliputinya.


C.           Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui Seluk Beluk Berpidato,
2.      Perbedaan berpidato dan ceramah
3.      Hal-hal yang meliputi berpidato dan ceramah
4.      Cara munulis berita berpidato, beserta cotohnya.

D.       Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk kita lebih memahami mengenai berita berpidato dan berceramah.



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya tehnik dan pedoman berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal (masalah) dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di hadapan massa atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.
Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatas kepada pidato secara langsung di depan massa melainkan bisa menggunakan saluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, atau rekaman pada kaset.

  1. Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1.      Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan  dengan suka rela,
2.      Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada pendengarnya,
3.      Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan,
4.      Mendidik,
5.      Propaganda,
6.      Penyambung lidah seseorang.
Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapat dengan lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika sedang berpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang berpidato dapat mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya itu berhasil ataukah gagal.

  1. Jenis-Jenis Pidato
·         Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
    1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc (master of ceremony).
    2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
    3. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
    4. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
    5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
    6. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban terhadapa suat kegitan tertentu.
·         Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1.      Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis impromptu.
Keuntungan :
ü  Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang akan ia sampaikan.
ü  Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
ü  Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian :
ü  Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak memadai.
ü  Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-sendat.
ü  Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan ngawur.
ü  Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.

2.      Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Karena pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai akhir. Jenis pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh terdapat kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan keuangan, berapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip juga sangat  dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.
Keuntungan :
ü  Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,
ü  Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali,
ü  Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah disiapkan,
ü  Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,
ü  Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian :
ü  Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka,
ü  Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena ia lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku,
ü  Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan,
ü  Pembuatannya lebih lama.

3.      Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :
ü  Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki persiapan yang baik,
ü  Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar,
ü  Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
Kerugian :
ü  Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidak akan mampu menarik perhatian hadirin,
ü  Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata,
ü  Memerlukan banyak waktu persiapan.

4.      Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang paling baik dan paling sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman. Out-line hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.
Keuntungan :
ü  Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya,
ü  Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :
ü  Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya
ü  Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangat besar,
ü  Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata-kata

·         Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1.      Pidato Informatif (memberitahu/mengabarkan)adalah pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya pengertian dan pemahaman pendengar atas informasi yang disampaikan.
2.      Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan yang disarankan secara sukarela bukan dengan sukar rela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi agar pendengar dapat menyutujui atau meyakini dan mungkin membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar.
3.      Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yang tujuan utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang diinginkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu kegembiraan.

Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak pada titik berat (emphasis) tujuan pokok pidato.

D.     Berita Berpidato dan Ceramah
Perbedaan Pidato dengan Ceramah
 Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak,yang berisikan hal-hal politik,hukum, maupun budaya.
Isi pidato ialah pada umumnya seperti berikut ini :
1.      Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2.      Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3.      Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan
4.      Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak.
5.      Pembawa pidato tidak diwajibkan mengarahkan audiens untuk memahami sungguh-sungguh masalah yang disampaikan.
6.      Tidak ditindaklanjuti dengan tanya jawab.
7.      Lebih bersifat umum
Sedangkan ceramah ialah suatu ucapan dengan susunan yang baik disampaikan kepada orang banyak, yang berisikan hal-hal rohani, etika, moral, maupun sosial.
Isi ceramah umumnya bersifat seperti beberapa hal berikut ini:

1.      Tidak mempengaruhi, melainkan hanya memberikan pencerahan.
2.      Tidak hanya memberi pemahaman dan informasi, melainkan juga memberi peringatan.
3.      Memberi harapan dan solusi kepada orang banyak sehingga orang tersebut dapat menyeimbangkan kebutuhan Rohani maupun jasmaninya.

  1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato dan Ceramah
Berpidato dan ceramah yang baik harus memperhatikan beberapa syarat, diantaranya :
1.      Berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia.
2.      Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya. Pergunakan bahasa baku jika berpidato dalam forum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dsb.
3.      Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan menggunakan materi yang justru bertentangan dengan kemauan, adat, norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar.
4.      Penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi. Jangan memfonis pendengar dengan memaksakan pendapat atau kehendak.



  1. Langkah-Langkah Penyusunan Pidato
Sebelum berpidato, berdakwah, atau berceramah, seseorang harus mengetahui lebih dulu apa yang akan disampaikan dan tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak; bagaimana akan mengembangkan topik bahasan. Dengan demikian, dalam tahap persiapan pidato, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: (1) Memilih Topik dan Tujuan Pidato dan (2) Mengembangkan Topik Bahasan.
1.      Memilih Topik dan Tujuan Pidato
Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topik yang baik, seakan-akan dunia ini kekeringan bahan pembicaraan, seakan-akan dirinya tidak memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena sebenarnya setiap orang memiliki keahlian masing-masing, hanya diri seringkali tidak menyadarinya. Mang Endang mungkin tidak dapat berbicara tentang hukum waris dengan baik, tetapi Mang Endang dapat dengan lancar berbicara tentang cara memperbaiki mobil yang rusak. Pak Haji Holis mungkin akan sangat lancar berbicara tentang hukum waris, tetapi hampir pasti beliau akan gagap jika diminta menjelaskan bagaimana caranya memperbaiki mobil yang mogok. Inilah yang disebut keahlian spesifik. Setiap orang punya potensi untuk ahli di bidangnya masing-masing. Hal yang akan menjadi masalah bagi seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri berbicara tentang persoalan yang tidak dikuasainya, hal yang tidak dipahaminya (Numawi kitu, ulah maksakeun anjeun nyarios anu urang nyalira henteu ngartos kana naon anu dicarioskeun!).

1.1 Kriteria Topik yang Baik
Untuk menentukan topik yang baik, seseorang dapat menggunakan ukuran-ukuran sebagai berikut:

Topik Harus Sesuai dengan Latar Belakang Pengetahuan Pembicara
Topik yang paling baik adalah topik yang memberikan kemungkinan Anda lebih tahu daripada khalayak, Anda lebih ahli dibandingkan dengan kebanyakan pendengar. Jika Anda merupakan orang yang paling tahu tentang tata cara sholat yang baik dibandingkan dengan orang lain, maka berpidatolah dengan tema atau topik itu; sebaliknya jika Anda tidak begitu paham tentang tata cara sholat yang baik, jangan pernah Anda memaksakan diri untuk berbicara tentang masalah itu.

Topik Harus Menarik Minat Pembicara
Topik yang enak dibicarakan tentu saja adalah topik yang paling Anda senangi atau topik yang paling menyentuh emosi Anda. Anda akan dapat berbicara lancar tentang kaitan berpuasa dengan ketentraman hati, sebab Anda pernah merasa tidak tenang ketika pernah tidak berpuasa secara sengaja di bulan ramadhan.

Topik Harus Menarik Minat Pendengar
Dalam berdakwah atau berpidato, seseorang berbicara untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Jika tidak ingin ditinggalkan pendengar atau diacuhkan oleh hadirin, Anda harus berbicara tentang sesuatu yang diminati mereka. Walaupun hal-hal yang menarik perhatian itu sangat tergantung pada situasi dan latar belakang khalayak/hadirin, namun hal-hal yang bersifat baru dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusiaan, petualangan, konflik, ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan dengan keluarga, humor, rahasia, atau hal-hal yang memiliki manfaat nyata bagi hadirin adalah topik-topik yang akan menarik perhatian.

Topik Harus Sesuai dengan Pengetahuan Pendengar
Betapapun baiknya topik, jika tidak dapat dicerna oleh khalayak, topik itu bukan saja tidak menarik tetapi bahkan akan membingungkan mereka. Oleh karena itu, sebelum Anda menentukan topik dakwah, ketahuilah terlebih dahulu bagaimana rata-rata tingkat pengetahuan pendengar yang menjadi khalayak sasaran pidato Anda. Gunakanlah bahasa, gaya bahasa, dan istilah-istilah yang dimengerti oleh hadirin, bukan istilah-istilah yang hanya dipahami oleh Anda (meskipun istilah itu keren sekali).

Topik Harus Jelas Ruang Lingkup dan Pembatasannya
Topik yang baik tidak boleh terlalu luas, sehingga setiap bagian hanya memperoleh ulasan sekilas saja, atau “ngawur”. Misalnya, Anda memilih topik Agama, tetapi orang tahu agama itu luas sekali. Agama bisa menyangkut moralitas, sistem kepercayaan, cara beribadat, dan lain-lain. Agar topik yang diambil jelas, maka ambilah misalnya tentang cara beribadat, lebih jelas lagi ambilah topik tentang sholat yang khusu’, dan seterusnya.

Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
Maksudnya, seseorang harus memilih topik pidato atau topik dakwah yang sesuai dengan waktu yang tersedia dan situasi yang terjadi. Jika Anda diberikan waktu untuk berbicara selama 10 menit, janganlah Anda memilih topik yang terlalu luas yang tidak mungkin dijelaskan dalam waktu 10 menit. Jika Anda harus berbicara di hadapan para santri yang rata-rata usianya belum akil baligh, janganlah Anda memilih topik dakwah tentang tata cara hubungan suami-istri, bicaralah tentang kebersihan sekolah, misalnya.

Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain
Jika Anda memilih topik tentang Hadits Shahih dan Dhoif, lengkapi bahan pembicaraan Anda dengan sumber-sumber rujukan (bisa berupa: kitab, buku, atau perkataan ulama) yang sesuai.

1.2. Merumuskan Judul Pidato
Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan itu. Seringkali judul telah dikemukakan lebih dahulu kepada khalayak, karena itu judul perlu dirumuskan terlebih dahulu. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat, yaitu: relevan, propokatif, dan singkat. Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok bahasan; Propokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme pendengar; Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya, dan mudah diingat.

1.3. Menentukan Tujuan Pidato
Ada dua macam tujuan pidato, yakni: tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal: memberitahukan (informatif), mempengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif). Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus bersifat kongkret dan sebaiknya dapat diukur tingkat pencapaiannya atau dapat dibuktikan segera.
Hubungan antara topik judul, tujuan umum, dan tujuan khusus dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini:

Topik                           : Faedah memiliki sifat pemaaf
Judul                           : Pemaaf Sumber Kebahagiaan
Tujuan Umum             : Informatif (memberi tahu)
Tujuan Khusus            : Pendengar mengetahui bahwa:
Ø  Sifat dendam menimbulkan gangguan jasmani dan rohani
Ø  Sifat pemaaf menimbulkan ketentraman jiwa dan kesehatan



2.    Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan
Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah keterangan untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya tarik, dan mempermudah pengertian. Ada enam macam teknik pengembangan bahasan dalam berpidato antara lain:
Penjelasan. Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan cara memberikan pengertian atau definisi. Misalnya, istilah Iman kepada Allah Anda jelaskan dengan kalimat: “Iman adalah rasa percaya dan yakin akan kebenaran adanya Allah di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.”
Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci yang disebut ilustrasi. Untuk memberikan contoh tetantang kesabaran, misalnya Anda menggunakan cerita tentang kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan Allah melalui penyakit kulit yang dideritanya.
Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi: analogi harfiyah dan analogi kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy) adalah perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa aspek tertentu. Misalnya, membandingkan manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah perbandingan di antara objek-objek di antara kelompok yang tidak sama.
Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.
Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.


G.    Contoh Pidato dan Ceramah
1)      Contoh Pidato
Pendidikan untuk Perbaikan Kualitas Bangsa Assalamu’laikum Wr Wb Selamat pagi/siang/sore/malam dan salam sejahtera bagi kita semua. Perbaikan kualitas bangsa harus ditempuh dan terutama melalui pendidikan. Pendidikan itu proses yang panjang, yang tak henti-hentinya untuk mencapai satu tujuan dan terbuka untuk menerima ide-ide dan konsep-konsep baru. Itu makna pendidikan, sehingga suatu saat hasil dari pendidikan itulah yang akan menumbuhkan budaya baru dengan manusia yang cerdas. Selama manusianya cerdas maka ia mempunyai kebijakan dan kebajikan dalam jiwanya. Barulah setelah itu dia mampu menguasai sains dan teknologi. Budaya baru itulah yang menjadi kontra budaya yang kemudian masuk ke dalam tatanan menjadi masyarakat (budaya) alternatif yang akan dipilih oleh bangsa ini. Semuanya melalui pendidikan yang tertata rapi: pendidikan yang mampu mencerdaskan, mampu menumbuhkan jiwa yang bajik dan bijak, dan menguasai sains dan teknologi. Itulah nanti yang akan mengubah bangsa Indonesia menjadi Indonesia baru. Hal ini tampaknya akan menjadi ”momok” bagi pendidikan di Indonesia. Belum lagi persoalan kekurangan tenaga pendidik terselesaikan, masalah sarana pendidikan yang tidak memadai muncul, dan menyusul persoalan mahalnya biaya pendidikan. Kita masih merasa sebagai bangsa yang tertinggal dalam berbagai hal dibandingkan dengan bangsa lain. Oleh karena itu satu-satunya jalan untuk mencerdaskan bangsa adalah dengan meningkatkan pendidikan demi untuk menjadikan bangsa yang cerdas melalui sistem pendidikan nasional yang menyeluruh dan terencana. Namun untuk menuju ke arah itu, jalan yang ditempuh sangat panjang dan berliku karena persoalan pendidikan sangat terkait dengan faktor lain, termasuk masalah ekonomi, keamanan dan masalah sosial lainnya. Para guru pun diharapkan mulai mengubah cara belajar kepada siswa. Para guru pun tidak boleh lagi memberikan tekanan kepada siswa seperti pelajaran menghafal dan memberikan soal pilihan ganda (multiple choice) karena bisa berdampak pada pembentukan kepribadian. Peran pendidikan, sebagai sarana pemberdayaan, harus secara sadar menyiapkan peserta didik dalam kehidupan masyarakat baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Pemberdayaan hanya mempunyai makna jika proses pemberdayaan menjadi bagian dan fungsi dari kebudayaan. Oleh karena itu, pendidikan harus menumbuhkan jiwa independensi, menggerakkan pernyataan diri dan para pendidik mengajar siswa untuk hidup dalam harmoni dengan menghargai adanya perbedaan. Ke depannya, sistem pendidikan harus berubah dari instruksional menjadi motivasional berprestasi, berkreasi, dan berbudi pekerti. Wassalam.

2)      Contoh Ceramah
Ceramah singkat saya kali ini akan membahas tentang pemilihan jodoh atau pasangan hidup yang serasi dan selaras sebagai ladang untuk menabur benih keturunan, karena al Qur’an dengan jelas memberikan isyarat isteri bagaikan ladang yang butuh digarap dengan baik, penuh kesabaran untuk mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat QS. Al baqarah: 223

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ.
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (al Baqarah :223)

Ayat di atas memberikan isyarat bahwa, secara tersirat ada semacam anjuran berikhtiyar mencari pasangan hidup yang sempurna untuk dijadikan sebagai ladang menanam benih keturunan, karena isteri itu bagaikan ladang untuk menanam benih keturunan. Sudah menjadi hukum alam, ladang yang subur diimbangi dengan perawatan yang baik, lebih berpotensi menghasilkan tanaman yang berkualitas daripada ladang tandus dengan garapan yang baik pula.
Ayat di atas, juga memberikan pengarahan, tidak hanya ladang dan sistem garapan yang baik saja untuk mencita-citakan hasil yang berkualitas, tetapi sebelum memilihi ladang yang subur, dahulukan dirimu menjadi individu yang memproduksi bibit berkualitas tinggi, lanjutan ayatnya : ”Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu” , lanjutan ayat ini mengarahkan kepada pembacanya, sebelum memilih ladang yang subur maka pastikan sang suami memiliki benih yang berkualitas. Usaha untuk menghasilkan keturunan yang berkualitas harus di awali dari diri sendiri, jangan menyalahkan ladang (isteri) kalau individu seorang suami belum bisa menjadi bibit yang berkualitas.
Terpenuhinya cita cita memperoleh hasil tanaman yang baik, ternyata harus melalui cara yang panjang, sejak dari sendiri, pemilihan isteri dan mempergauli isteri degnan cara yang baik. Dengan usaha itu, kedua belah pihak akan merasa diuntungkan, alangkah meruginya seorang isteri jika mendapat suami yang mempunyai bibit tidak berkualitas, begitu juga sebaliknya, suami akan merasa kecewa kalau mendapati isteri yang digadang-gadang sebagai ladang untuk menanam benih ternyata tidak subur. Lalu bagaimana jika sudah terlanjur.
Ingat!!! Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perbaikan, mulailah sekarang, sekarang, sekarang untuk berbuat baik, ajak isteri juga untuk melakukan aktivitas yang baik-baik. wassalam  


BAB III
KESIMPULAN

A.      Kesimpulan
1.         Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
2.         Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain, menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman, menghibur, mendidik, propaganda, penyambung lidah seseorang.
3.         Jenis-Jenis Pidato
·      Berdasarkan sifat dan isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas: Pidato Pembukaan, Pidato Pengarahan, Pidato Sambutan, Pidato Peresmian, Pidato Laporan, dan Pidato Pertanggungjawaban,
·      Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Impromptu (serta merta), Pidato Manuskrip, Pidato Memoriter, dan Pidato Ekstemporan.
·      Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Informatif, Pidato Persuasif, dan Pidato Rekreatif.
4.         Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka, pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
5.         Kriteria topik yang baik sebagai berikut: topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara, menarik minat pembicara, menarik minat pendengar, sesuai dengan pengetahuan pendengar, jelas ruang lingkup dan pembatasannya, sesuai dengan waktu dan situasi, ditunjang dengan bahan yang lain.
6.         Dalam merumuskan judul pidato sebaiknya harus memenuhi tiga syarat, yaitu: relevan, propokatif, dan singkat.
7.         Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan dalam Berpidato  ada enam macam yakni: Penjelasan, Contoh, Analogi, Testimoni, Statistik, Perulangan.
8.         Dalam menyusun sebuah pidato dan mengurutkan gagasan utama dan penjelas yang disebut Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan (sequence), yaitu: deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal.
9.         Dalam penyampaian pesan pidato, pesan harus sejalan dengan urutan proses berfikir manusia yakni disebut sebagai motivated sequence (urutan bermotif) yang terdiri atas lima urutan yakni : perhatian (attention), kebutuhan (needs), pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).
10.     Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan persiapan antara lain seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum, mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan, menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti, mengetahui jenis pidato dan tema acara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
11.     Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato diantaranya : berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia; pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya; materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar; penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi.


DAFTAR PUSTAKA


Abdurrahman, Emha. ______. Tehnik dan Pedoman Berpidato. Surabaya: CV. Amin

Al Ansori, Sofyan. 2010. Jenis-Jenis Pidato. http://copiyan.wordpress.com/2010/02/28/jenis-jenis-pidato/ (diakses tanggal 4 Mei 2010)

Anonim. 2008. Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan Pidato Sambutan. http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-metode-susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 4 Mei 2010)

Anonim. 2010. Jenis Pidato. http://archevn.host22.com/page4.html (Diakses tanggal 4 Mei 2010)

Anonim. 2010. Langkah-langkah Menyusun Pidato. http://palakacomputer.blogspot.com/2010/01/langkah-menyusun-pidato.html (Diakses tanggal 14 Mei 2010)

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About